Bisnis.com, JAKARTA--Emiten alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) menargetkan penjualan alat berat sejumlah 2.000 unit pada tahun fiskal 2018, tumbuh 33,33% dari realisasi sebelumnya sekitar 1.500 unit.
Chief Marketing Officer Hexindo Adiperkasa Djonggi Gultom menyampaikan, pada tahun fiskal 2017, yakni April 2017--Maret 2018, perseroan berhasil menjual alat berat sejumlah 1.500 unit. Volume itu melampaui target awal sebesar 1.300 unit.
Pada tahun fiskal 2018, yaitu April 2018--Maret 2019, perseroan menargetkan penjualan alat berat sejumlah 2.000 unit, atau tumbuh 33,33% secara year on year (yoy). Sejalan dengan kinerja operasional, proyeksi pendapatan diperkirakan naik 13% yoy.
"Harga komoditas terutama batu bara sedang bagus, industri secara keseluruhan juga berjalan baik. Oleh karena itu, permintaan alat berat meningkat," tuturnya, Rabu (16/5/2018).
Dari sisi segmen industri, penjualan produk HEXA mayoritas diserap oleh perusahaan tambang sebesar 50%. Selanjutnya, perusaan kontruksi berkontribusi 40%, dan 10% sisanya ke sektor kehutanan serta perkebunan.
Dalam mendorong penjualan, perusahaan memiliki 21 cabang, 15 sub cabang, dan 15 site proyek. Sekitar 2 pekan lalu HEXA membuka 1 site proyek di Muara Enim, Sumatera Selatan, untuk mendukung kinerja sejumlah klien seperti PT Bukit Asam Tbk. (GEMS) dan PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS).
"Jadi site proyek untuk support kegiatan perusahaan tambang di suatu area pertambangan. Karena kan kegiatan [penambangan] berjalan 24 jam," tuturnya.
Djonggi menyampaikan, salah satu tantangan industri alat berat ialah memenuhi distribusi secara cepat karena banyaknya permintaan. Oleh karena itu, perusahaan menerapkan stratgei menjemput bola dengan mengecek komponen alat berat di masing-masing klien.
Strategi tersebut membuat HEXA dapat memberikan spare part lebih cepat. Pada tahun fiskal 2017, pendapatan perusahaan dari segmen spare part mencapai 51% dari total nilai penjualan.