Bisnis.com, JAKARTA – Konsumsi batu bara oleh pembangkit listrik China meningkat sejak musim dingin lalu karena gelombang panas melanda negara itu dan mendorong penggunaan listrik untuk menyalakan pendingin udara.
Enam konsumen utama termasuk Huaneng Power International Inc, dan Datang International Power Generation Co. memakan 742.900 ton batu bara, tercatat pada Kamis (17/5) sebagai level tertinggi sejak 7 Februari, berdasarkan kalkulasi Bloomberg dari data Asosiasi Transport & Distribusi Batu Bara China.
“Karena cuaca semakin panas di China, kami memprediksi akan ada lonjakan permintaan [batu bara] dari perusahaan pembangkit listrik di China yang akan mendorong kenaikan harga batu bara,” ujar Snowy Yao, analis China Securities International Finance Holding Co.
Baca Juga
Sejumlah daerah di China dari Ningxia hingga ke Fuzhou pada pekan ini melaporkan peringatan pertama pada 2018 untuk temperatur yang mencapai di atas 35 C. Adapun, di Shanghai terkena paparan cuaca panas ekstrem sebulan lebih awal dari biasanya dan menyentuh rekor suhu untuk bulan Mei.
Produksi energi dari pembangkit listrik tenaga air, yang juga membantu produksi listrik tenaga batu bara, di Negeri Panda itu turun 2,6% dari tahun sebelumnya pada April, berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional China yang dirilis pekan ini. Sementara itu, pemakaian pembangkit listrik termal naik 7,3% pada bulan lalu.