Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimisme Kesepakatan Perdagangan AS-China Tekan Yen, Bursa Jepang Rebound

Bursa saham Jepang berhasil rebound dan mengakhiri pergerakannya di zona hijau pada perdagangan hari ini, Senin (26/3/2018), seiring pelemahan kinerja mata uang yen yang mendorong prospek laba eksportir.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang berhasil rebound dan mengakhiri pergerakannya di zona hijau pada perdagangan hari ini, Senin (26/3/2018), seiring pelemahan kinerja mata uang yen yang mendorong prospek laba eksportir.

Indeks Topix hari ini dibuka dengan pelemahan 0,92% atau 15,34 poin di level 1.649,60 dan berakhir menguat 0,38% atau 6,38 poin di level 1.671,32. Dari 2.057 saham pada indeks Topix, 1.162 saham di antaranya menguat, 823 saham melemah, dan 72 saham stagnan.

Saham Recruit Holdings Co. Ltd. dan FANUC Corp. yang masing-masing menguat 3,06% dan 2,22% menjadi pendorong utama terhadap rebound Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Adapun indeks Nikkei 225 hari ini berakhir menguat 0,72% atau 148,24 poin di level 20.766,10, setelah dibuka dengan pelemahan 0,94% atau 194,49 poin di posisi 20.423,37.

Sebanyak 127 saham menguat, 90 saham melemah, dan 8 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei. Saham FANUC Corp. yang menguat 2,22% menjadi pendorong utama terhadap rebound Nikkei, diikuti Fast Retailing Co. Ltd. (+1,29%) dan Shinj-Etsu Chemical Co. Ltd. (+2,49%).

Baik indeks Topix dan Nikkei 225 anjlok pada perdagangan Jumat (23/3), terbebani apresiasi nilai tukar yen terhadap dolar AS setelah keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memberlakukan tarif terhadap China memicu kekhawatiran seputar perang dagang.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau melemah 0,33% atau 0,35 poin ke posisi 105,08 per dolar AS pada pukul 13.58 WIB, setelah berakhir menguat 0,52% di posisi 104,73 pada perdagangan Jumat (23/3).

Dilansir Bloomberg, yen melemah bersama obligasi AS setelah Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin menyatakan optimismenya bahwa AS dapat mencapai kesepakatan dengan China atas tarif perdagangan. Optimisme ini mengurangi permintaan untuk aset safe haven.

Mata uang Jepang melemah terhadap sejumlah mata uang utama setelah The Wall Jurnal Street mengabarkan bahwa China dan AS diam-diam mulai bernegosiasi untuk meningkatkan akses Amerika ke pasar China, mengutip sumber terkait.

“Mnuchin mengatakan dia yakin AS dan China bisa mencapai kesepakatan tentang perdagangan. Ini memberi dukungan terhadap sentimen aset berisiko,” kata David Forrester, seorang pakar strategi di unit perbankan-investasi dan korporasi Credit Agricole di Hong Kong.

“Sentimen risiko yang meningkat menyebabkan melemahnya yen,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper