Bisnis.com, JAKARTA – Merespons tiga armadanya yang masuk daftar hitam sebagai rekan PT Pertamina (Persero), manajemen emiten pengangkut minyak PT Buana Lintas Lautan Tbk. menyebut akan berkomunikasi dan menjelaskan duduk persoalan dengan perusahaan energi milik negara tersebut.
Direktur Utama PT Buana Lintas Lautan Tbk. Wong Kevin menyampaikan, emiten dengan kode saham BULL tersebut sudah lama menjalin kerja sama dengan Pertamina dan perusahaan menyebut telah beroperasi maksimal untuk kontrak-kontraknya dengan Pertamina.
“Pertamina adalah klien kami paling besar. Makanya kami harus berkomunikasi dengan mereka. Yang jelas kami sangat menghargai Pertamina dan sangat menjaga hubungan dengan mereka. Makanya dari segi operasi, kapal-kapal kami terunggul,” ungkap Kevin di Jakarta, Selasa (20/3/2018).
Kevin enggan berkomentar lebih jauh soal keputusan Pertamina tersebut. Berdasarkan catatan perusahaan, kontrak dengan Pertamina menyumbang hingga 60% dari total pendapatan kontrak perusahaan.
Sebagai informasi, Pertamina pekan lalu memasukkan PT Buana Lintas Lautan Tbk. dalam daftar hitamnya. Sanksi tersebut diberikan karena pekerjaan sewa kapal Buana Lintas Lautan di lingkungan Pertamina belum memenuhi kewajiban kepabeanan.
Ketiga kapal sewa tersebut yaitu MT Bull Sulawesi, MT Bull Flores, dan MT Bull Papua. Dua dari tiga kapal tersebut pernah ditahan Bea Cukai berdasarkan hasil pemeriksaan uji petik atas pemberitahuan impor barang (PIB).
Surat yang terbit 12 Maret 2018 tersebut ditandatangani oleh VP Procurement Excellence Group, Direktorat Manajemen Aset Pertamina, Joen Riyanto. Meski confidential, surat tersebut beredar hingga ke kalangan wartawan.