Bisnis.com, JAKARTA—Emiten energi terintegrasi PT Indika Energy Tbk., (INDY) membukukan pendapatan pada 2017 senilai US$1,10 miliar. Nilai itu meningkat 41,37% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar US$775,23 juta.
Arsjad Rasjid, Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy, menyampaikan tahun 2017 merupakan titik balik kinerja perusahaan ke zona positif seiring dengan peningkatan pendapatan.
“Indika Energy terus membangun bisnis sesuai strategi jangka panjangnya. Kami akan meneruskan momentum ini dengan fokus mengoptimalkan operasi Kideco, dan membangun sinergi dengan anak-anak perusahaan lainnya seperti Petrosea dan Mitrabahtera Segara Sejati,” paparnya dalam siaran pers, Senin (19/3/2018).
Pada 2017, INDY membukukan pendapatan senilai US$1,10 miliar, meningkat 41,27% year on year (yoy) dari sebelumnya US$775,23 juta. Pertumbuhan pemasukan terutama berasal dari pendapatan Tripatra yang meningkat 26,5% yoy dari pekerjaan engineering, procurement and construction (EPC) di proyek Tangguh dan penyelesaian proyek pembangunan Floating Production Unit (FPU) di lapangan Jangkrik.
Pendapatan Petrosea juga meningkat 21,7%yoy berkat meningkatnya kinerja di bidang kontrak pertambangan. Selain itu, perseroan juga mengkonsolidasi pendapatan PT Kideco Jaya Agung sejak Desember 2017 dengan selesainya transaksi akuisisi tambahan 45% saham, sehingga kepemilkan Indika Energy menjadi 91% saham.
Beban pokok kontrak dan penjualan pada 2017 meningkat menjadi US$975,84 juta dari sebelumnya US$686,53 juta. Namun, laba kotor masih naik menuju US$122,92 juta dari 2016 sebesar US$88,7 juta.
INDY mendapatkan keuntungan dari revaluasi sebesar US$384,21 juta pada 2017 dari sebelumnya tidak ada. Laba sebelum pajak perseroan pun berbalik menuju US$300,12 juta dari posisi rugi US$115 juta pada 2016.
Laba bersih atau laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada 2017 mencapai US$335,42 juta. Nilai itu melonjak dari posisi rugi bersih pada 2016 sebesar US$67,59 juta.
Adapun, laba inti perseroan naik menuju US$94,47 juta dari sebelumnya rugi US$43,33 juta. Laba inti adalah laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, di luar keuntungan/kerugian operasional dan pajak terkait.
Menurut Arsjad, faktor penting dalam peningkatan laba Indika Energy sebagian besar dikontribusikan oleh Kideco. Sebagai perusahaan asosiasi dengan kepemilikan 46% pada Januari hingga November 2017, Kideco mencatat laba bersih sebesar US$272,2 juta, sebelum akhirnya menjadi anak perusahaan terkonsolidasi penuh pada Desember 2017.
Sementara itu, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi mencapai US$185,72 juta pada 2017, naik dari sebelumnya US$40,02 juta. Posisi kas dan setara kas pada akhir tahun sebesar US$622,04 juta, meningkat dari 2016 senilai US$244,39 juta.
Liabilitas INDY naik menjadi US$2,52 miliar pada 2017 dari sebelumnya US$1,08 miliar. Adapun, liabilitas jangka pendek meningkat menuju US$659,50 juta dari 2016 sebesar US$312,98 juta.
Ekuitas perseroan juga naik menjadi US$1,11 miliar dari sebelumnya US$741,11 juta. Total aset Indika Energy pun meningkat menuju US$3,63 miliar dari 2016 sebesar US$1,82 miliar.