Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran pengangkut komoditas, PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. masih membukukan kerugian sepanjang tahun lalu. Kendati demikian, nilai kerugian perusahaan mengecil signifikan.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, pada 2017 lalu Mitrabahtera membukukan rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk sebesar US$9,18 juta.
Nilai tersebut mengecil lebih dari tiga kali lipat dari nilai kerugian yang dibukukan perusahaan sepanjang 2016 yang mencapai US$30,02 juta. Manajemen menyebut kinerja perseroan tahun lalu dipengaruhi oleh industri batu bara yang sempat lesu.
Wakil Direktur Utama PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk. Lucas Djunaidi mengungkapkan bahwa 2 bulan berjalan pada 2018 ini, manajemen sudah melihat tren pertumbuhan kontrak-kontrak pengangkutan baru. Kontrak diyakini terus berdatangan sehingga kinerja perseroan dapat membaik.
“Beberapa tahun terakhir industri batu bara sempat melemah. Saat masa keemasan batu bara, porsi kontrak jangka panjang kami 90%—95%, sisanya 5%—10% hanya spot business. Dengan bergairahnya harga batu bara, harapan kami porsi kontrak jangka panjang bisa kembali seperti dulu dari level tahun lalu hanya 50%-an,” ungkap Lucas, Senin (19/3/2018).
Berdasarkan laporan keuangan tersebut, emiten dengan kode saham MBSS tersebut juga membukukan kenaikan pendapatan usaha yaitu sebesar US$68,45 juta sepanjang 2017, meningkat 4,1% dibandingkan capaian 2016 yang sebesar US$65,75 juta.
Beberapa beban umum perseroan mengalami penurunan pada 2017, seperti beban umum dan administrasi yang menjadi US$8,63 juta atau turun 23% dan beban penjualan turun 52,6%.