Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspansi Anorganik, Kimia Farma (KAEF) Siapkan Rp2,3 Triliun

Emiten farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. menyiapkan Rp2,3 triliun sepanjang tahun ini untuk menggencarkan aksi akuisisi. Dana tersebut merupakan bagian dari belanja modal perusahaan yang tahun ini dianggarkan sebesar Rp3,5 triliun.
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesti Basyir./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk Honesti Basyir./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten farmasi PT Kimia Farma (Persero) Tbk. menyiapkan Rp2,3 triliun sepanjang tahun ini untuk menggencarkan aksi akuisisi. Dana tersebut merupakan bagian dari belanja modal perusahaan yang tahun ini dianggarkan sebesar Rp3,5 triliun.

Saat ini, emiten farmasi milik negara tersebut sedang melakukan penjajakan akuisisi dengan tujuh perusahaan yang termasuk ke dalam empat sektor, yaitu farmasi (produsen produk non-obat generik), alat kesehatan (alkes), kosmetik, dan rumah sakit.

Untuk dapat membiayai rencana M&A dan ekspansi fisik, Kimia Farma telah menerbitakan surat utang jangka menengah atau Medium Term Note (MTN) dengan nilai Rp600 miliar. Selebihnya, perusahaan mengandalkan pinjaman sindikasi dari pihak perbankan.

Direktur Keuangan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. IGN Suharta Wijaya mengungkapkan perseroan masih menjajaki peluang akuisisi dengan beberapa perusahaan. Perseroan tetap menyiapkan Rp2,3 triliun namun belum dapat memastikan berapa perusahaan yang ditargetkan dapat diakuisisi tahun ini.

“Semuanya [tujuh perusahaan] ini masih due dilligence. Semuanya itu perusahaan dalam negeri. Kami belum bisa memastikan berapa yang bisa tertangkap [jadi diakuisisi], yang jelas perusahaan menyiakan Rp2,3 triliun,” ungkap Suharta di jakarta, Senin (12/3).

Suharta menyampaikan perseroan membuka peluang akuisisi dengan sebanyak mungkin perusahaan, dengan harapan 2—3 perusahaan untuk perusahaan farmasi dan 2 perusahaan produsen alat kesehatan.

Emiten farmasi dengan kode saham KAEF tersebut menargetkan proses due dilligence dan kesepakatan untuk akuisisi tersebut dapat selesai pada tahun ini, karena perseroan menggunakan anggaran capex 2018.

Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir mengungkapkan proses untuk membangun fasilitas produksi dari nol akan memakan waktu lama, sehingga perusahaan mencari alternatif akuisisi.

“kalau kami membangun secara organik, kami membutuhkan waktu sampai 2 tahun. Belum lagi sertifikasinya cukup banyak untuk memproduksi obat tertentu. Peluangnya ada di akuisisi. Kami kuat memproduksi obat generik, dan kami butuh memproduksi obat-obatan lain [melalui akuisisi pabrik],” ungkap Honesti.

Menurutnya, saat ini industri farmasi nasional cukup jenuh dengan volume mencapai 250 perusahaan sehingga masing-masing mendapatkan kue yang rendah. Untuk itu, Honesti menilai perlu ada konsolidasi yang dilakukan pemain industri farmasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper