Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sekitar sepekan terakhir, yakni selama 26 Februari-2 Maret 2018, terpantau semakin melemah.
Berdasarkan informasi kurs referensi JISDOR, Sabtu (3/3/2018), diketahui per 26 Februari 2018 nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran Rp13.659. Namun, saat penutupan pada 2 Maret 2018, nilai tukar rupiah merosot ke level Rp13.746.
Perinciannya a.l. Rp13.659 (26 Februari 2018), Rp13.650 (27 Februari 2018), Rp13.707 (28 Februari 2018), Rp13.793 (1 Maret 2018), dan Rp13.746 (2 Maret 2018).
Menurut Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, rentang normal pergerakan kurs rupiah Rp13.200–Rp13.300 per dolar AS. Dia menegaskan bank sentral akan selalu hadir saat rupiah mengalami fluktuasi nilai tukar yang tinggi.
"Pada saat pasar terjadi fluktuasi, kami hadir di pasar valuta asing dan ada juga di pasar surat berharga negara (SBN) untuk lakukan stabilisasi," ucap Mirza, Jumat (2/3).
Pelemahan rupiah terjadi saat mayoritas mata uang Asia justru terapresiasi terhadap dolar AS. Padahal, mata uang Garuda sempat melanjutkan penguatannya ke posisi 13.733, setelah membukukan rebound 0,02% atau 3 poin di level 13.748 pada perdagangan Kamis (1/3/2018).
Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp13.733-Rp13.777 per dolar AS. Adapun mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau menguat, dipimpin ringgit Malaysia sebesar 0,64% dan won Korea Selatan yang terapresiasi 0,54%.
Selain rupiah, dolar Hong Kong terpantau melemah 0,02% hingga pukul 17.08 WIB.