Bisnis.com, JAKARTA — PT Perkebunan Nusantara III (Persero), induk holding perseroan perkebunan pelat merah, berencana menerbitkan instrumen pendanaan obligasi dan surat utang jangka menengah pada 2018.
Wakil Direktur Utama Perkebunan Nusantara (PTPN) III Dolly P Pulungan menjelaskan bahwa sejumlah anak usaha berencana menghimpun dana segar dari pasar modal pada 2018. Salah satu aksi korporasi yang akan ditempuh pada tahun ini yakni penerbitan surat utang jangka menengah atau medium term note (MTN).
Dolly mengatakan rencana penerbitan MTN anak usaha pada 2018 mencapai Rp900 miliar. Dana yang dihimpun nantinya akan digunakan sebagai modal kerja, belanja modal, serta keperluan pembiayaan lainnya.
Selain itu, sambungnya, anak usaha juga akan menerbitkan instrumen obligasi. Tujuannya, untuk melakukan refinancing terhadap obligasi yang jatuh tempo Rp700 miliar.
“Jadi dari total belanja modal holding Rp16,4 triliun memang sebagian akan dipenuhi lewat fund rising,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (27/2).
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), anak usaha PTPN III yang memiliki obligasi jatuh tempo dalam waktu dekat yakni PT Perkebunan Nusantara X. Tercatat, perseroan memiliki obligasi jatuh tempo Rp700 miliar pada 5 Juli 2018.
Baca Juga
Jumlah tersebut merupakan hasil emisi Obligasi I PTPN X Tahun 2013. Surat utang tersebut memiliki tingkat bunga tetap 8,9% dengan jangka pembayaran bunga setiap 3 bulan sekali.
Surat utang lain milik PTPN yang tercatat di laman KSEI yakni MTN IV PTPN XIII Tahun 2016 senilai Rp350 miliar. Efek tersebut memilik tingkat bunga tetap 10,5% dengan jangka pembayaran bunga setiap 3 bulan dan jatuh tempo pada 5 Desember 2018.
Selanjutnya, PTPN memiliki MTN I PTPN V Tahun 2016 senilai Rp500 miliar. Surat utang tersebut memiliki tingkat bunga tetap 12% dengan jangka pembayaran tiap 3 bulan.
Sebagai catatan, PTPN mengalokasikan belanja modal pada 2018 untuk keperluan peningkatan kapasitas produk pabrik lama dan pembangunan pabrik baru. Salah satu kebutuhan terbesar pada tahun ini yakni meningkatkan kapasitas produksi pabrik gula anak usaha.
Tercatat, perseroan membutuhkan dana sekitar Rp10,79 triliun untuk rencana tersebut. Hal tersebut untuk memperbaiki dan meningkatkan kapasitas produksi pabrik gula di PT Perkebunan Nusantara IX, PT Perkebunan Nusantara X, dan PT Perkebunan Nusantara XI.