Bisnis.com, JAKARTA— PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. membidik pertumbuhan pendapatan 15% pada 2018.
Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan yang dirilis perseroan, Senin (26/2/2018), laba tahun berjalan GMFI pada 2017 tercatat senilai US$50,94 juta. Jumlah tersebut turun 13,3% dibandingkan dengan 2016 senilai Rp57,74 juta.
Direktur Utama Garuda Maintenance Facility AeroAsia Iwan Joeniarto menjelaskan bahwa sejatinya perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih 13% secara year on year. Akan tetapi, dalam laporan keuangan 2016, total laba tahun berjalan yang dikantongi memperhitungkan employee benefit obligation (EBO).
Akibat perlakuan akuntasi tersebut, sambungnya, membuat keuntungan emiten berkode saham GMFI pada 2016 bertambah sekitar US$20 juta. Dengan demikian, laba tahun berjalan perseroan pada periode tersebut sebenarnya hanya US$44 juta.
“Laba bersih turun karena laporan 2016 masih memperhitungkan EBO. Dengan demikian, kalau perhitungan tersebut dikeluarkan dari laporan keuangan 2016 maka laba bersih pada 2017 sebenarnya tumbuh sekitar 13%,” ujarnya di Jakarta, Senin (26/2).
Iwan optimistis tahun ini pendapatan perseroan dapat tumbuh 15%. Sementara itu, laba bersih ditargetkan tumbuh dua digit.
Baca Juga
Dia menyebut tahun ini perseroan menargetkan sejumlah klien baru yang masuk ke GMFI. Diharapkan, pelanggan baru anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. tersebut menjadi captive market atau memiliki kontrak jangka panjang.
Sampai dengan 2017, pangsa pasar domestik GMFI mencapai 34%. Akan tetapi, pasar internasional berbending terbalik dengan pangsa 2%.
“Kita mau konvensional dengan memasang target bisnis maintenance, repair, and overhaul [MRO] tumbuh 9%-10%,” jelasnya.