Bisnis.com, JAKARTA -- Untuk membantu meningkatkan kinerja perusahaan dan membenahi keuangan perusahaan, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Blue Bird Tbk. mengganti posisi direktur keuangan.
Pada Jumat (23/2/2018), RUPSLB emiten bersandi saham BIRD menerima pengunduran diri Direktur Keuangan Fransetya Hutabarat dan secara resmi mengangkat Sandy Permadi sebagai direktur keuangan yang baru. Sandy disebut pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan Lazada.
BIRD mengatakan Sandy merupakan profesional dengan pengalaman yang luas di bidang keuangan meliputi akuntansi, audit, manajemen keuangan, aksi korporasi. Perjalanan karir yang panjang telah membawanya berkecimpung di berbagai bidang industri mulai dari otomotif, periklanan hingga e-commerce.
Pernah menjabat sebagai direktur keuangan di salah satu perusahaan e-commerce membuat Sandy dinilai cocok untuk mengisi posisi tersebut. Apalagi, dia memiliki keahlian di bidang digital finance maupun dalam online retail dan logistik.
Direktur Utama BIRD Purnomo Prawiro mengharapkan kehadiran Sandy bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
“Pengalaman Sandy yang luas di bidang digital finance akan membawa nilai strategis bagi Blue Bird sejalan dengan pengembangan yang dilaksanakan ke depan,” ungkapnya usai RUPSLB.
Purnomo menyatakan perseroan menyadari potensi dan kontribusi yang dapat diberikan oleh Sandy dalam membantu perseroan untuk mencapai target, serta pada saat yang bersamaan memberikan pelayanan terbaik kepada para konsumen setia Blue Bird.
Sementara itu, Sandy menuturkan Blue Bird merupakan perusahaan yang memiliki komitmen jangka panjang dalam menerapkan excellence di bidang operasional dan layanan. Didukung dengan usaha untuk terus berinovasi seiring dengan perkembangan serta tuntutan pasar dan konsumen, dia meyakini Blue Bird bakal terus menjadi pemimpin pasar dan pilihan utama di mata konsumen.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per kuartal III/2017, BIRD mencatatkan pendapatan sebesar Rp3,13 triliun. Angka itu lebih rendah 14,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp3,64 triliun.
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun 16,27% menjadi Rp302,12 miliar, dari sebelumnya sekitar Rp360,86 miliar.
Sejak layanan transportasi online di Indonesia berkembang, emiten transportasi konvensional seperti BIRD harus menghadapi persaingan ketat dari para penyedia jasa taksi dan ojek online.