Bisnis.com, JAKARTA— PT Krakatau Steel (Persero) menyatakan akan menghidupkan kembali PT Meratus Jaya Iron & Steel, meski PT Antam Tbk. menyatakan mundur dari perseroan tersebut.
Meratus Jaya Iron & Steel (MJIS) merupakan proyek patungan antara Krakatau Steel dengan kepemilikan saham 66% dan Antam 34%.
Sekretaris Perusahan Antam Aprilandi Hidayat mengatakan langkah Antam untuk mundur dari MJIS telah diperhitungkan dengan baik. Pasalnya, posisi nilai investasi Antam di proyek tersebut tercatat sama dengan nol karena kerugian yang dialami MJIS telah melebihi dana yang digelontorkan pada tahap awal.
“Dengan kondisi saat ini dan outlook bisnis kedepannya, Antam melihat bahwa investasi di MJIS masih menantang,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (14/2/2018).
Dengan demikian, sambungnya, Antam akan berfokus pada penguatan bisnis inti serta pada investasi terkait dengan perluasan kapasitas penghiliran. Hal itu khususnya pada komoditas inti perseroan yakni nikel, emas, dan bauksit.
Secara terpisah, Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menyatakan perusahaan bakal melanjutkan operasional MJIS dengan atau tanpa Antam. Pihaknya membenarkan bahwa MJIS telah berhenti beroperasi sejak 2015 sehingga tidak menghasilkan pendapatan bagi perseroan.
Mas menyatakan telah memerintahkan kepada manajemen untuk menghidupkan MJIS. Nantinya, perseroan akan menjadi pembeli iron sponge yang dihasilkan.
Fungsi awal MJIS, sambungnya, adalah memasok kebutuhan iron sponge untuk KS. Namun, dalam perjalanannya harga iron sponge yang dipatok MJIS sudah di ambang batas sehingga KS berhenti membeli.
“Jadi kami ingin operasikan lagi MJIS ketika nanti pembangunan pabrik blast furnace selesai,” jelasnya.
Seperti diketahui, MJIS memiliki aset pabrik senilai US$150 juta. Awalnya, diproyeksikan proyek tersebut mampu menghasilkan 315.000 ton iron sponge per tahun.
Pasokan iron sponge yang dihasilkan diproyeksi mampu menyuplai kebutuhan bahan baku Krakatau Steel. Saat ini, perseroan pelat merah tersebut masih mengandalkan bahan impor untuk keperluan produksi.
“Saya perintahkan KS untuk membeli lagi dari MJIS ketika mereka sudah beroperasi,” ujarnya.
Seperti diketahui, pada 2018 Krakatau Steel ingin menggenjot kontribusi anak usaha terhadap kinerja konsolidasi. Ditargetkan, anak usaha dapat meningkatkan kontribusi dari 15% menjadi 45%.