Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor batu bara Australia meningkat tajam pada periode 2017 seiring dengan pertumbuhan yang tinggi pada permintaan global.
Berdasarkan informasi dari World Coal Association (WSA), Biro Statistik Australia/Australian Bureau of Statistics melaporkan data perdagangan terbaru bahwa ekspor batu bara pada 2017 mencapai 56,5 miliar dolar Australia, naik 35% dari tahun sebelumnya.
Angka ini merupakan nilai ekspor batu bara tahunan tertinggi setelah pada 2011 mencapai rekor sebanyak 46,7 miliar dolar Australia.
Batu bara merupakan komoditas ekspor terbesar kedua di Australia pada 2017, di bawah bijih besi dengan perolehan mencapai 63,3 miliar dolar Australia pada periode yang sama.
Namun, secara historis, batu bara merupakan penghasil ekspor terbesar Australia dan mengkonfirmasi kekuatan dan kontribusinya yang terus berlanjut terhadap ekonomi.
“Ekspor batu bara berasal dari New South Wales dan Queensland, terdiri dari batu bara termal untuk pembangkit listrik dan batu bara metalurgi untuk pembuatan baja,” papar WSA.
Tercatat secara rinci, pada 2017 ekspor batu bara termal mencapai 200 juta ton (senilai 20,8 miliar dolar Australia), sementara ekspor batu bara metalurgi mencapai 172 juta ton (senilai 35,7 miliar dolar Australia).
“Sangat banyak tujuan ekspor batu bara ke Asia, dari pasar Asia Utara yang mapan hingga kawasan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara dan India,” lanjutnya.
Asia Tenggara muncul sebagai pasar baru yang signifikan untuk batu bara Australia karena investasi di pembangkit listrik berbahan bakar batu bara berefisiensi tinggi, rendah emisi yang secara signifikan mengurangi emisi gas rumah kaca. Ekspor ke pasar ini bernilai sekitar 2 miliar dolar Australia pada 2017.
Selain pendapatan ekspor, batu bara terus memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian Australia, termasuk menyediakan 75% pembangkit di National Electricity Market, lebih dari 51.000 pekerjaan langsung dan royalti 5 miliar dolar Australia setiap tahunnya.
