Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AKUISISI MUAMALAT: Minna Padi (PADI) Beralih Jadi Fasilitator

Drama PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk. dengan Bank Muamalat terus berlanjut. Setelah dinyatakan menjadi pembeli siaga bank tersebut, emiten berkode PADI itu mengumumkan bahwa saat ini hanya berposisi sebagai fasilitator.
Pengunjung melintas di gedung Bursa efek Indonesia Jakarta, Kamis (11/1)./JIBI-Dwi Prasetya
Pengunjung melintas di gedung Bursa efek Indonesia Jakarta, Kamis (11/1)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Drama PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk. dengan Bank Muamalat terus berlanjut. Setelah dinyatakan menjadi pembeli siaga bank tersebut, emiten berkode PADI itu mengumumkan bahwa saat ini hanya berposisi sebagai fasilitator.

Dengan kata lain, PADI tidak lagi menjadi peminat utama penjualan saham Bank Muamalat. Padahal beberapa waktu lalu perseroan telah menyetor dana Rp1,7 triliun ke rekening escrow, yakni rekening sementara yang digunakan penjual dan pembeli untuk menampung dana pembayaran.

"Kami untuk sementara hanya fasilitator. Tapi investor peminat masih membuka peluang jika kami ingin masuk [menjadi pemilik saham]," kata Direktur PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk. Harry Danardojo usai menggelar rapat umum pemegang saham di Jakarta, Rabu (7/2/2018).

Dia menjelaskan, pada saat ini minat pasar terhadap saham Bank Muamalat cukup besar. Saat PADI masih aktif menjadi pembeli siaga, peminat bank tersebut hanya berasal dari dalam negeri. Namun saat ini Muamalat diminati oleh investor lokal dan asing.

Harry tidak memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai perubahan posisi perseroan dari pembeli siaga menjadi fasilitator. Dia hanya berkomentar bahwa proses pembelian saham perusahaan perbankan cukup rumit dan memakan waktu lama.

Alasan lain, ada struktur atau bagian yang masih dibicarakan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pasalnya, pembelian saham ini melibatkan posisi OJK sebagai otoritas pasar modal dan sebagai otoritas perbankan.

Namun lagi-lagi Harry tidak menjelaskan struktur yang dimaksud. "Karena struktur itu belum disepakati. Ini kita bicara OJK sebagai pengawas pasar modal dan OJK sebagai yang menangani perbankan juga," kilahnya.

Sementara itu, terkait dengan investor lokal yang berminat Harry hanya memberikan sedikit gambaran. Salah satu pihak yang menyatakan minatnya adalah Keluarga Presiden RI Ke-3 B.J. Habibie, yakni Ilham Habibie, Presiden Direktur PT Ilthabi Rekatama.

Ilham, kata Harry, sempat menyatakan ketertarikannya untuk terlibat dalam pembelian Bank Muamalat. Bahkan pria tersebut juga mengajukan diri sebagai salah satu komisaris di PADI. Namun tanpa alasan yang jelas Ilham tiba-tiba membatalkan niatnya untuk duduk di kursi komisaris.

"Alasannya mungkin karena beliau punya banyak kesibukan. Kalau ditanya apa masih berminat membeli Muamalat, kami tidak tahu," ujarnya.

Munculnya nama Ilham pertama kali diungkapkan oleh Setiawan Ichlas, pemilik saham PADI. Ilham diklaim akan menjadi salah satu investor yang membeli Muamalat. Apalagi, keluarga Habibie merupakan salah satu pihak yang menginisiasi pendirian bank tersebut.

Sementara itu, Ilham tidak bersedia untuk memberikan keterangan. Bisnis.com mencoba menghubungi dan mengirimkan pesat singkat kepada Ilham, namun tidak mendapatkan jawaban.

Terlepas dari tidak jelasnya nasib PADI terkait pembelian saham Muamalat, Harry menegaskan bahwa pada dasarnya bank tersebut memiliki potensi yang sangat besar, baik dari sisi cakupan pasar atau nasabah maupun branding.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper