Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Tokyo Melemah, Terseret Sentimen Wall Street

Bursa saham Jepang melemah pada perdagangan Selasa (6/2/1018), menyusul pelemahan bursa AS di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa inflasi akan memaksa kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.
Bursa Topix Jepang/Reuters
Bursa Topix Jepang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang melemah pada perdagangan Selasa (6/2/1018), menyusul pelemahan bursa AS di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa inflasi akan memaksa kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.

Indeks Topix ditutup merosot 4,4% atau 80,33 poin ke level 1.743,41, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup melemah 4,73% atau 1.071,84 poin ke level 21.610,24.

Perusahaan elektronik dan bahan kimia menjadi penekan terbesar pada indeks Topix, dengan volume lebih perdagangan meningkat lebih dari dua kali lipat rata-rata volume 30 hari terakhir.

Dilansir Bloomberg aksi panic selling di pasar saham AS pada perdagangan Senin mengirim indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average melemah dengan laju terbesar sejak Agustus 2011.

"Investor mengambil posisi secara global karena pasar saham menguat terlalu banyak awal tahun ini. Aksi jual mengundang lebih banyak aksi jual lainnya. kata Toshio Sumitani, analis pasar utama di Tokai Tokyo Research Institute Co, seperti dikutip Bloomberg.

“Koreksi saham Jepang mungkin akan berlanjut hingga akhir Maret," lanjutnya.

Nikkei 225 turun lebih dari 10 persen dari level penutupan tertinggi 26 tahun terakhir pada 23 Januari lalu. Sebelumnya, bursa Jepang mencatat kinerja yang cemerlang di awal tahun ini dengan para analis menggemakan prospek pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan, didukung oleh pendapatan perusahaan yang solid.

Indeks S&P 500 mengalami penurunan dua hari terbesar sejak Agustus 2015 setelah data tenaga kerja AS menggarisbawahi kekuatan ekonomi yang menyebabkan imbal hasil obligasi naik pada hari Jumat. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun pada hari Selasa, memangkas kenaikan tahun ini menjadi sekitar 29 basis poin.

"Pasar dengan cepat merespon kekhawatiran inflasi dan kemungkinan memburuknya ekonomi AS karena laju kenaikan yield obligasi AS terlalu cepat," kata Toshihiko Matsuno, yang bekerja di riset investasi dan layanan investor SMBC Nikko Securities Inc.

"Kekhawatiran atas negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut dapat mempengaruhi ekonomi Jepang, yang sangat negatif bagi saham Jepang," lanujutnya.

Terlepas dari kekhawatiran tersebut, beberapa investor lain tetap optimis terhadap prospek saham Jepang di tengah ekspektasi pendapatan perusahaan yang solid. Sekitar 61% perusahaan di Topix telah membukukan laba kuartalan yang mengalahkan perkiraan analis sejauh musim laporan kinerja saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper