Bisnis.com, JAKARTA – Emiten distribusi telepon seluler (ponsel) PT Trikomsel Oke Tbk. sedang melakukan kajian untuk menutup sejumlah gerai perseroan. Selain itu, emiten distributor yang 90% sahamnya dimiliki PT Trikomsel Oke Tbk. yaitu PT PT Global Teleshop Tbk. pun memastikan akan kembali menutup beberapa gerainya pada tahun ini.
PT Trikomsel Oke Tbk. merupakan perusahaan distributor pemilik lebih dari 230 gerai penjualan ponsel dengan merek toko Oke Shop, sedangkan PT Global Teleshop Tbk. merupakan pengelola jaringan toko penjualan ponsel, Global Teleshop.
Direktur Independen PT Trikomsel Oke Tbk. Mely menyampaikan perseroan belum memutuskan berapa banyak gerai yang akan disetop operasionalnya. Untuk itu, emiten dengan kode saham TRIO tersebut sedang melakukan review bulanan untuk memantau aktivitas penjualan.
“Kami berat hati untuk menutup tapi rencananya memang untuk efisiensi dan ekstensifikasi perusahaan selama 2018. Banyak penyebab penurunan penjualan, misalnya perubahan model bisnis mobile phone ini yang juga memengaruhi bisnis kami,” jelas Mely di Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Mely menjelaskan ada beberapa hal yang menyebakan penurunan penjualan pada gerai-gerai Oke Shop, terutama tren perubahan permintaan brand to brand ponsel pintar yang mengharuskan gerai penjualan ikut beradaptasi sesuai kehendak konsumen.
Salah satu yang ditempuh perusahan untuk dapat mengendalikan kemerosotan penjualan adalah memaksimalkan lini online yaitu melalui situs resmi gerai maupun dengan menggandeng sejumlah e-commerce. Menurut Mely, kontribusi penjualan online masih di bawah 10%.
Laporan keuangan TRIO menunjukkan selama Januari—September 2019, perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp1,54 triliun atau naik 32,7% dari capaian pada periode sama tahun sebelumnya (yoy) yang sebesar Rp1,16 triliun.
Kendati demikian, peningkatan beban pokok pendapatan yang lompat 27,9% (yoy) menjadi Rp1,42 triliun dan beban umum administrasi yang mengalami kenaikan 24,16% menjadi Rp78,22 miliar, menyebabka TRIO masih membukukan kerugian hingga sepanjang Januari—September 2017.
Dokumen yang sama menunjukkan rugi usaha TRIO pada periode tersebut tinggal Rp47,21 miliar, jauh menipis dari kerugian periode sama tahun 2016 yang sebesar Rp105,32 miliar.
Sementara itu, TRIO memiliki 89,69% saham di PT Global Teleshop Tbk. yang saat ini memiliki 56 gerai penjualan di dalam negeri. Emiten dengan kode saham GLOB tersebut pun berencana mengevaluasi gerai penjualan yang dimiliki perseroan untuk meningkatkan efisiensi dan meraup laba di tahun ini.
Selama tiga tahun berturut-turut GLOB terus membukukan rugi, terdampak dari perlemahan penjualan dan kompetisi antarperusahaan distribusi ponsel. Selain itu, masuknya ponsel ilegal juga turut memukul bisnis perseroan.
Direktur Utama Global Teleshop Djoko Harijanto mengungkapkkan evaluasi kinerja gerai masih terus dilakukan perusahaan. Berdasarkan rencana bisnis perusahaan, GLOb menargetkan dapat mencatatkan keuntungan mulai tahun ini.
“Tahun ini kami fokus pada proses melakukan review pada toko-toko yang tidak produktif, lalu action untuk penutupannya. Kami juga berusaha agar margin penjualan voucher dapat ditingkatkan lagi,” ungkap Djoko.
Djoko menjelaskan hingga awal tahun ini kondisi likuiditas perusahaan masih ketat, sehingga penutupan gerai menjadi opsi untuk meningkatkan arus kas perusahaan yang saat ini terbebani oleh biaya penyewaan gerai di pusat perbelanjaan. Sebagai catatan, pada 2017 lalu, perusahaan juga telah menutup 14 gerai.
Biaya operasional perusahaan saat ini sebagian besar disalurkan pada komponen biaya rental toko dan gaji karyawan yang menghabiskan biaya operasional masing-masing sebesar 30%. Kendati berencana menutup sebagian gerai, GLOB berencana melakukan ekspansi untuk pasar dalam jaringan (e-commerce).