Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini yang ditutup merosot 1,57% atau 105,13 poin ke level 6.575,49 dinilai merupakan dampak langsung dari antisipasi pasar terhadap sejumlah peristiwa di Amerika Serikat.
Direktur Investa Saham Mandiri Hans Kwee menyampaikan koreksi sementara IHSG sudah terprediksi dan masih dalam batas toleransi. Pada perdagangan kemarin (30/1), perlemahan Wall Street juga memicu penurunan indeks di mayoritas saham Asia dan Eropa.
Dia mengungkapkan pasar memang sedang mewanti-wanti keputusan dari pertemuan The Fed atau Federal Open Market Committee Meeting (FOMC) yang akan dilaksanakan Rabu (31/1). Pasar melihat adanya kemungkinan AS akan bersikap dovish dan lebih cepat menaikkan suku bunga.
Baca Juga
“Sentimen ini sudah mendorong penguatan dollar. Selain itu dalam waktu dekat juga akan ada Trump’s Speech yang juga menjadi concern investor. Dari Zona Euro, sentimen mengakhiri stimulus quntitative easing juga masih berlanjut,” ungkap Hans.
Menurut Hans, pasar tidak perlu mengkhawatirkan perlemahan 50—100 basis poin IHSG karena masih dalam batas toleransi. Apalagi, pergerakan harga minyak yang menunjukkan tren naik akan mendorong pasar profit taking di sektor tersebut.