Sekretaris Perusahaan Total Bangun Persada Mahmilan Sugiyo Warsana memaparkan perusahaan menargetkan pendapatan Rp3,1 triliun dan laba bersih Rp250 miliar pada 2018. Menurutnya, kinerja perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor properti.
“Karena pekerjaan TOTL sebagian besar melayani sektor properti,” katanya ketika dihubungi, Selasa (9/1/2018).
Sebagian besar pendapatan perusahaan berasal dari pendapatan jasa konstruksi. Selain itu, perusahaan juga mendapatkan pendapatan dengan jumlah yang lebih kecil dari sewa properti, sewa peralatan, jasa manajemen dan jasa pelatihan.
Perusahaan yang berdiri pada 1970 itu telah membukukan pendapatan usaha Rp1,99 triliun dalam periode Januari-September 2017 atau meningkat 15% dibandingkan dengan Rp1,72 triliun dalam periode yang sama 2016.
Sampai 30 September 2017, perusahaan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp191,45 miliar atau naik 19% dibandingkan dengan Rp160,5 miliar sampai 30 September 2016.
Sampai 30 September 2017, pendapatan yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan usaha antara lain berasal dari PT Prospero Realty, PT Simprug Mahkota Indah, PT Lippo Cikarang Tbk., dan PT Metropolitan Kentjana Tbk.
Dari pendapatan itu, perusahaan membukukan beban pokok pendapatan sebesar Rp1,64 triliun sampai kuartal III/2017 atau naik 17% dibandingkan dengan Rp1,39 triliun sampai kuartal III/2016.
Dengan demikian, laba kotor perusahaan sebesar Rp344,95 miliar sampai kuartal III/2017 atau naik 5% dibandingkan dengan Rp326,28 miliar sampai kuartal III/2016.
Berdasarkan data Bloomberg, saham TOTL menyentuh harga terendah Rp650 dan harga tertinggi Rp850 dalam 52 pekan terakhir. Dengan 3,41 miliar lembar saham, kapitalisasi pasar TOTL sekarang mencapai Rp2,37 triliun.