Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi konstruksi dan investasi, PT PP (Persero) Tbk., harus mengejar kontrak baru minimal Rp3,2 triliun pada Desember 2017 supaya perusahaan dapat mencapai target kontrak sepanjang tahun.
Dalam periode Januari-November 2017, emiten berkode saham PTPP telah membukukan kontrak Rp37,4 triliun atau sekitar 92% dari target Rp40,6 triliun sepanjang tahun. Dengan demikian, terdapat kekurangan sekitar Rp3,2 triliun.
Pada November 2017, perusahaan memperoleh kontrak baru senilai Rp3,9 triliun yang terdiri dari perolehan kontrak baru induk usaha sebesar Rp2,1 triliun dan entitas anak sebesar Rp1,8 triliun.
Berbagai kontrak baru yang diperoleh PTPP sebagai induk usaha selama November 2017 meliputi jalan tol Serang-Panimbang (Paket 2 Simpang Susun) sebesar Rp546 miliar, Bendungan Lausimeme sebesar Rp422 miliar, Gedung ASEAN sebesar Rp407 miliar, Apartemen Sky High Koapgi sebesar Rp350 miliar, dan PLTD Senayan 100MW sebesar Rp199 miliar.
Sementara itu, entitas anak yaitu PT PP Presisi Tbk memberikan kontribusi kontrak baru sebesar Rp1,5 triliun disusul oleh PT PP Properti Tbk., sebesar Rp235 miliar selama November 2017.
Berdasarkan tipe pekerjaan, PTPP memiliki portofolio kontrak baru yang beragam. Kontribusi terbesar disumbangkan oleh segmen bangunan gedung sebesar Rp21,2 triliun atau 57% dari total kontrak baru selama 11 bulan 2017.
Baca Juga
Selain itu, segmen jalan dan jembatan dan segmen EPC (rekayasa, pengadaan dan konstruksi) merupakan kontributor kontrak baru terbesar kedua dan ketiga bagi PTPP dengan masing-masing sebesar Rp6,8 triliun dan Rp5,8 triliun, yang setara dengan 18% dan 15% dari total kontrak baru.
Dengan demikian, tiga segmen ini memberikan kontribusi sebesar Rp33,8 triliun atau setara dengan 90% dari total kontrak baru yang dimenangkan oleh perseroan selama Januari hingga November 2017.
Berdasarkan pemilik proyek, segmen BUMN mendominasi portofolio kontrak baru PTPP selama 11 bulan 2017 dengan kontribusi sebesar 60,8% dari total kontrak baru, disusul oleh segmen swasta sebesar 27,6% dan segmen pemerintah sebesar 11,6%.
“Karakteristik penyerapan anggaran pemerintah dan BUMN berbeda dengan swasta, di mana penyerapan terbesar umumnya terjadi di semester II, terutama di kuartal IV,” ujar Direktur Utama PTPP Tumiyana dalam keterangan tertulis, Kamis (21/12).
Tumiyana mengatakan perseroan optimis target kontrak baru dapat tercapai. Menurutnya, tidak menutup kemungkinan, PTPP dapat membukukan kontrak baru sedikit lebih tinggi dari target yang telah ditetapkan.