Bisnis.com, JAKARTA -- PT Indofarma (Persero) Tbk. menggandeng PT Baruna Energi Lestari dan Sungwun Pharmacopia untuk membangun pabrik infus dengan nilai investasi senilai Rp250 miliar pada 2018.
Ketiga perusahaan itu akan membentuk perusahaan patungan di mana Indofarma akan memiliki 30% saham, Sungwun 10%, dan Baruna Energi Lestari menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham sebesar 60%.
Pabrik infus yang akan dibangun itu berkapasitas 40 juta botol infus per tahun. Pabrik itu akan dibangun di Makassar, Sulawesi Selatan mulai April 2018 dan diharapkan selesai pada April 2019. Pabrik itu diharapkan sudah bisa memproduksi infus mulai 2020.
Direktur Utama Indofarma Rusdi Rosman mengatakan pihaknya menargetkan pendapatan Rp200 miliar dan laba bersih sekitar Rp70 miliar--Rp100 miliar dari penjualan infus tersebut pada 2020.
Menurutnya, produk infus akan dipasarkan terutama di Indonesia Timur, Jawa dan Timur Tengah. Rusdi mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan agen pemasaran yang akan mengatur penjualan ke negara-negara Timur Tengah, seperti Afghanistan, Kirgistan, Turkmenistan dan sebagainya.
"Ekspor besar peluangnya karena Timur Tengah banyak perang," katanya seusai penandatanganan perjanjian kerjasama, Selasa (19/12/2017).
Baca Juga
Rusdi mengatakan sebagian besar dana pembangunan pabrik itu akan berasal dari pinjaman perbankan dan dana internal.
Emiten berkode saham INAF itu akan menganggarkan dana pembangunan pabrik itu dalam rencana belanja modal pada 2018.
Menurutnya, Indofarma bekerjasama dengan Sungwun karena perusahaan Korea Selatan itu memiliki teknologi pembuatan infus yang efisien dan siap bersaing di pasar. Selain itu, menurut Rusdi, teknologi milik Sungwun telah diterima di pasar Amerika Serikat.
"Karena mereka sudah diterima di Amerika Serikat jadi bisa gampang untuk ekspor ke Timur Tengah," katanya.
Di sisi lain, Rusdi mengatakan Baruna merupakan perusahaan energi yang bergerak di bidang energi seperti minyak dan gas. Dalam pembangunan pabrik ini, Baruna akan menyediakan lahan seluas 2 hektar di Makassar.
Rusdi menambahkan pihaknya membutuhkan mitra kerja sama untuk berbisnis karena ruang gerak Indofarma terbatas seiring seretnya arus kas perusahaan.