Bisnis.com, JAKARTA - PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) menargetkan bisa membebaskan lahan seluas 100 hektare pada tahun depan. Perseroan memang berencana bisa membebaskan seluas 200 hektare dalam dua tahun atau dalam kurun 2017 hingga 2018.
Direktur Keuangan PT Metropolitan Land Tbk. Olivia Surodjo mengungkapkan pembebasan lahan tersebut dilakukan mulai tahun ini hingga tahun depan. Pada tahun ini, perseroan menargetkan bisa membebaskan seluas 100 hektare, sisanya akan dilakukan pada tahun depan.
Dia mengungkapkan dari total belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini sebanyak Rp530 miliar. Hingga Oktober, perseroan telah membelanjakan sebanyak Rp390 miliar yang sebagian besar digunakan untuk pembebasan lahan seluas 100 hektare.
Menurutnya, pembebasan lahan akan dilakukan di dua wilayah yakni Cibitung dan satu lagi di luar DKI Jakarta. Hanya saja, dia enggan mengungkapkan lokasi yang tengah diincar perseroan. Olivia menambahkan saat ini, perseroan memiliki landbank seluas 600 hektare.
“Average mungkin capex sudah beresin 100 hektare. [Pendanaan untuk 200 hektare] mungkin kurang lebih Rp400 miliar hingga Rp500 miliar untuk 2 tahun [2017 dan 2018],” katanya di Jakarta, Rabu (29/11/2017).
Oleh karena itu, dia memperkirakan capex pada tahun depan tidak akan berbeda jauh dari tahun ini. Hanya saja, dia belum bersedia membeberkan angka pastinya karena masih dalam proses penghitungan di internal perusahaan.
Menurutnya, marketing sales saat ini hampir mencapai target pada 2017 yang utamanya disokong oleh proyek perseroan dengan Keppel Land. Sampai dengan Oktober, perseroan telah mencatatkan marketing sales sebanyak Rp1,02 triliun. “Mungkin bisa di angka Rp1,7 triliun hingga akhir tahun,” katanya.
Hanya saja, Olivia belum bersedia mengungkapkan target marketing sales pada tahun depan. Namun, dia mengungkapkan kenaikan sebesar 10% kemungkinan bisa untuk dilakukan perseroan.
Menurutnya, prospek properti untuk kelas menengah kebawah masih stabil hingga tahun depan. Namun, untuk properti yang ditujukan untuk investasi diperkirakan akan mengalami perlambatan (slowdown) pada tahun depan.
Kendati demikian, untuk kelas menengah ke atas, permintaan investasi properti lebih ke lahan komersial yang ditujukan rumah sakit dan sekolah masih cukup baik. Dengan demikian, usai hiruk pikuk gelaran politik pemilihan umum selesai, konsumen telah siap untuk mengoperasikan rumah sakit atau sekolah tersebut.