Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Samudera Indonesia Caplok Perusahaan Bongkar Muat

PT ICTSI Jasa Prima Tbk. berencana melepas saham anak usahanya, PT Perusahaan Bongkar Muat Olah Jasa Andal (OJA), kepada PT Samudera Terminal Indonesia, anak usaha PT Samudera Indonesia Tbk.
Logo Samudera Indonesia/Bisnis.com
Logo Samudera Indonesia/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT ICTSI Jasa Prima Tbk. berencana melepas saham anak usahanya, PT Perusahaan Bongkar Muat Olah Jasa Andal (OJA), kepada PT Samudera Terminal Indonesia, anak usaha PT Samudera Indonesia Tbk.

Divestasi anak usaha ini membuat perseroan kehilangan aset penting karena OJA merupakan tulang punggung pendapatan.

Berdasarkan keterangan resmi yang dirilis ICTSI Jasa Prima pada Senin (6/11), perusahaan bersandi emiten KARW itu telah meneken perjanjian pengikatan jual beli atas saham atau conditional share sales and purcahse agreement (CSPA).

"Perseroan akan menjadi tidak aktif selama menunggu proyek-proyek baru yang cocok dengan strategi usahanya," papar manajemen.

Sebagaimana diketahui, KARW awalmya merupakan perusahaan garmen dengan entitas bernama PT Karwell Indonesia Knitting & Garment Industry.

Pada 2012, operator pelabuhan asal Filipina, ICTSI Far East Pte. mengakuisisi saham KARW dan mengubah kegiatan usaha menjadi bisnis pelabuhan. Ini dimungkinkan karena ICTSI sebelumnya telah mencaplok OJA.

OJA saat ini teleh meneken sejumlah kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero). OJA menyediakan dan mengoperasikan alat bongkat muat dan fasiltias penunjangnya dengan skema bangun, serah, terima (BOT) selama 15 tahun, dimulai dari 5 Juni 2013. Dari kerja sama itu, OJA bakal mendapat pendapatan bagi hasil dari pengelolaan di empat dermaga.

Berdasarkan laporan keuangan KARW, perseroan membukukan pendapatan US$5,87 juta dalam periode Januari-September 2017 atau naik 12,6%. Pendapatan dari bongkar muat dan trucking mencapai US$3,89 juta atau 66% terhadap total pendapatan.

Meski kehilangan aset penting, manajemen KARW menilai perseroan bakal memiliki perlindungan finansial dan menjadi lebih likuid. Perlu diketahui, KARW masih membukukan defisiensi modal sebesar US$67,75 juta per September 2017.

Ke depan, KARW berencana mengembangkan usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan sesuai dengan strategi bisnis perseroan. Induk perseroan akan membantu mencari investasi baru dan pemenuhan kebutuhan finansial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper