Bisnis.com, JAKARTA—Kendati sudah menguat pesat ke atas level US$7.000 per ton, harga tembaga diperkirakan masih bisa menanjak lebih tinggi menuju level tertinggi sejak 2013.
Pada penutupan perdagangan Senin (23/10/2017), harga tembaga di London Metal Exchange (LME) meningkat 52 poin atau 0,75% menuju US$7.004 per ton. Secara , harga menguat 26,53%, tertinggi di antara logam lainnya.
Commodities Strategist Bloomberg Intelligence Mike McGlone mengatakan, harga tembaga berpotensi melanjutkan penguatan seiring dengan masih tingginya prospek konsumsi, terutama dari China. Pemimpin negara tersebut sudah berbicara mengenai kebutuhan perumahan untuk 1,3 miliar warganya.
Baca Juga
“Ada dorongan nyata dari sektor properti sehingga menguatkan harga komoditas,” tuturnya seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (24/10/2017).
Dia menyampaikan, reli tembaga masih dapat berlanjut. Dipekirakan harga bisa mencapai level tertinggi 2013 di posisi US$7.460 per ton.
Sementara itu, Goldman Sach Group Inc. dalam laporannya menyebutkan pasar tembaga masih akan mengalami defisit sebesar 150.000 ton pada 2018. Estimasi itu berubah dari proyeksi sebelumnya yang menyatakan surplus 150.000 ton.