Bisnis.com, JAKARTA--PT Kioson Komersial Indonesia Tbk mengumumkan mengakuisisi PT Narindo Solusi Komunikasi, perusahaan agregator e-voucher dan layanan digital lainnya.
Penandatanganan perjanjian akuisisi tersebut memperkokoh hubungan strategis dan jangka panjang kedua perusahaan.
Direktur Utama PT Kioson Komersial Indonesia Tbk Jasin Halim mengatakan bahwa akuisisi saham sebanyak 99% ini akan memperkuat bottom line perseroan. Kioson menargetkan pertumbuhan revenue sebanyak 1.900% (yoy), menjadi Rp 500 miliar pada akhir 2017.
“Akuisisi ini berperan untuk memperkuat infrastruktur kami di daerah melalui aset yang sudah dimiliki Narindo. Dengan keberadaan Narindo yang fokus di agregator e-voucher, artinya Kioson telah menjaga bisnis perusahaan sejak dari hulu, sehingga kami harapkan dapat melihat ini akan mengamankan bottom line Kioson,” ungkap Jasin.
Bagi Narindo, menjadi bagian dari Kioson akan membantu mereka dalam mendistribusikan berbagai layanan digital yang disediakan perusahaan.
“Hal ini akan membantu kami untuk memberikan skala yang lebih menjanjikan dan pada akhirnya membantu pasokan layanan digital Narindo,” ujar CEO PT Narindo Solusi Komunikasi Bernard Martian.
Selain menguntungkan Kioson dan Narindo, pasokan yang lebih pasti ini juga akan membantu mitra-mitra kios usaha mikro di kota lapis kedua Indonesia dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggannya.
Melalui akuisisi ini, Narindo juga akan mendorong pertumbuhan layanan-layanan digital selain penyediaan e-voucher pulsa.
Dengan menawarkan layanan sebagai platform Online-to-Offline (O2O), Kioson mengambil peran sebagai jembatan antara underserved market dengan layanan digital, sehingga diharapkan bisa meningkatkan jumlah masyarakat yang belanja online.
Berdasarkan hasil survei indikator TIK 2015 dari Kementerian Informasi dan Komunikasi Republik Indonesia, dari total pengguna internet sebanyak 93,4 juta orang, baru sekitar 8,7 orang yang aktif sebagai online shopper. Selain itu, jumlah pengguna internet di kota-kota lapis kedua (rural area) baru mencapai 17,3%.