Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Shanghai Composite Menguat 1,2% Sepanjang Pekan Ini

Indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,13% atau 4,42 poin ke posisi 3.390,52, sedangkan indeks blue-chip CSI 300 ditutup menguat 0,21% atau 8,05 poin ke level 3.921.
Bursa China SHCI/Reuters
Bursa China SHCI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Saham China naik tipis pada perdagangan Jumat, (13/10/2017), ditopang oleh pemotongan suku bunga acuan yang ditargetkan oleh bank sentral.

Indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,13% atau 4,42 poin ke posisi 3.390,52, sedangkan indeks blue-chip CSI 300 ditutup menguat 0,21% atau 8,05 poin ke level 3.921.

Sepanjang pekan ini, indeks Shanghai Composite menguat 1,2%, sedangkan CSI 300 naik 1,2%, penguatan mingguan terbesar sejak akhir Juni.

Sebagian besar penguatan mingguan dicapai pada hari Senin, ketika pasar China mengejar kenaikan bursa global yang bullish setelah liburan selama sepekan terakhir.

Dilansir Reuters, sentimen yang menguatkan minggu ini adalah pengumuman bank sentral sebelum hari libur untuk memotong rasio persyaratan cadangan (GWM) tahun depan untuk beberapa bank yang memenuhi persyaratan tertentu untuk pinjaman kepada usaha kecil dan sektor pertanian.

Volume perdagangan hari Jumat umumnya tipis karena investor mengantisipasi stabilitas di pasar menjelang kongres partai komunis minggu depan.

Dengan volume perdagangan yang menurun, investor memberikan respon yang tidak signifikan terhadap data perdagangan September China yang optimis, serta rencana bank sentral untuk menyuntikkan hampir 500 miliar yuan (US$75,96 miliar) ke dalam sistem keuangan melalui pinjaman berjangka satu tahun.

Walaupun sebagian besar analis memperkirakan saham China akan melaju dengan lancar setelah kongres partai yang dimulai pada 18 Oktober mendatang, karena regulator mengatakan bahwa menjaga stabilitas pasar merupakan tugas politik utama, ada kekhawatiran bahwa aksi jual saham dapat terjadi sesudahnya.

Tim analis Dongxing Securities mengatakan perhatian pemerintah yang jelas baru-baru ini untuk membatasi penjualan saham secara besar-besaran telah berhasil menstabilkan pasar, namun kebijakan tersebut juga berisiko mengurangi semangat pasar dan menumpuk risiko "penyerbuan" saham.

“Begitu pembatasan dicabut, kemungkinan penjualan yang intensif bisa memicu serangkaian reaksi, serta menyebabkan gejolak di pasar," kata mereka, seperti dikutip Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper