Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) tengah memulai proses bookbuilding dalam rangka penerbitan obligasi senilai Rp5 triliun pada November mendatang untuk mendukung kebutuhan pembiayaan infrastruktur nasional.
Penerbitan obligasi ini merupakan tahap kedua dari penawaran umum obligasi berkelanjutan (PUB) I Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang dimulai tahun lalu dengan target total penerbitan Rp30 triliun. Tahap pertama diterbitkan tahun lalu dengan penawaran maksimal Rp5 triliun.
Berdasarkan data PT Indo Premier Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek, obligasi ini akan diterbitkan dalam empat seri, yakni Seri A dengan tenor 370 hari, Seri B dan Seri C dengan tenor 3 tahun, serta Seri D dengan tenor 5 tahun.
Proses bookbuilding atas obligasi ini sudah dimulai sejak Senin (9/10/2017) lalu dan akan berlanjut hingga Jumat (20/10/2017) pekan depan. Masa penawaran umum akan dibuka pada 7-9 November 2017, sementara penjatahan dilakukan pada 10 November 2017.
Selanjutnya, tanggal pembayaran dari investor, tanggal distribusi, dan tanggal pencatatan di bursa berturut-turut akan berlangsung pada 13-15 November 2017.
Obligasi yang memperoleh peringkat idAAA dari Pefindo ini diterbitkan dengan harga penawaran 100% dari nilai nominal obligasi dengan tanpa jaminan khusus. Obligasi ini dapat diperhitungkan sebagai pemenuhan ketentuan batas minimum investasi SBN bagi Lembaga Jasa Keuangan Non-bank (LJKNB).
Adapun, indikasi tingkat bunga per tahun obligasi ini berkisar antara 5,75% hingga 8%. Rinciannya, Seri A berkisar 5,75% - 6,50%, Seri B berkisar 6,50% - 7,75%, Seri C dengan JIBOR 3 bulan plus 0,30% - 1,20%, dan Seri D berkisar 6,75% - 8,00%. Bunga akan dibayar tiap tiga bulan.
Agresius Robajanto, Direktur SMI, mengatakan bahwa seluruh dana hasil dari PUB ini akan digunakan untuk mendukung likuiditas perusahaan guna membiayai proyek-proyek infrastruktur yang dicanangkan pemerintah.
“Kita lagi bookbuilding. Dana digunakan untuk pendanaan proyek infrastruktur sesuai dengan rencana sampai dengan akhir tahun dan likuiditas perusahaan,” katanya, Rabu (11/10/2017).