Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar Melemah Imbas Perlambatan Laporan Data Tenaga Kerja AS

- Kurs dolar AS ditutup melemah terhadap mata uang utama lainnya menyusul para investor mempertimbangkan rilis laporan pekerjaan terbaru yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS mengalami kontraksi pertama dalam tujuh tahun terakhir.
Uang dolar AS./JIBI-Abdullah Azzam
Uang dolar AS./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Kurs dolar AS ditutup melemah terhadap mata uang utama lainnya menyusul para investor mempertimbangkan rilis laporan pekerjaan terbaru yang menunjukkan pasar tenaga kerja AS mengalami kontraksi pertama dalam tujuh tahun terakhir.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,14 persen menjadi 93,827 pada akhir perdagangan. 

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1733 dolar AS dari 1,1704 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun ke 1,3066 dolar AS dari 1,3112 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7773 dolar AS dari 0,7789 dolar AS.

Dolar AS dibeli 112,73 yen Jepang, lebih rendah dari 112,84 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9785 franc Swiss dari 0,9789 franc Swiss, dan turun menjadi 1,2532 dolar Kanada dari 1,2570 dolar Kanada

Total gaji pekerjaan non pertanian AS menurun 33.000 pada September, sebagian besar disebabkan oleh badai Harvey dan Irma yang melanda negara tersebut, kata Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (6/10) dalam sebuah laporannya. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan ada kenaikan 90.000 pekerjaan.

Namun demikian, tingkat pengangguran turun menjadi 4,2 persen pada September, mencapai titik terendah dalam 16 tahun terakhir, kata laporan tersebut.

Pada September, rata-rata penghasilan per jam untuk semua karyawan pada gaji non pertanian swasta, naik 12 sen menjadi 26,55 dolar AS, mengalahkan konsensus pasar. Selama 12 bulan terakhir, rata-rata penghasilan per jam meningkat sebesar 74 sen atau 2,9 persen.

"Catatan utama dari laporan pekerjaan pagi ini adalah jangan terlalu banyak mengambil laporan pekerjaan pagi ini sampai Anda memasukkannya ke dalam konteks yang lebih luas. Sidik jari Harvey dan Irma ada di sana, bagaimanapun," kata Chris Low, kepala ekonom FTN Financial, dalam sebuah catatan pada Jumat (6/10).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper