Bisnis.com, JAKARTA—Bisnis Indonesia meluncurkan buku "Pasar Modal di Ujung Pena: Serpihan Kenangan Tentang Bursa Kita" yang ditulis oleh tiga wartawan Bisnis Indonesia.
Pasar Modal di Ujung Pena ditulis oleh Abraham Runga Mali, Afriyanto dan Lahyanto Nadie. Buku ini mengisahkan kondisi pasang surut pasar modal Indonesia selama empat dasawarsa.
Dalam peluncuran buku, Selasa (15/8/2017), Direktur Produksi dan Pengembangan Produk PT Bisnis Indonesia Gagaskreasitama Ahmad Djauhar mengungkapkan tugas wartawan adalah mencatat segala hal yang terjadi di permukaan bumi ini.
Dalam peluncuran buku itu, sejumlah pelaku sejarah menjadi pembicara. Mereka antara lain Hasan Zein Mahmud (mantan Direktur Bursa Efek Jakarta 1992-1997), Bacelius Ruru (Kepala Bapepam 1993-1995) dan Tito Sulistio (Ketua Ikatan Pialang Efek Jakarta 1992-1995).
Buku ini juga menjelaskan kondisi pasar modal pada zaman Belanda dan sempat terhenti, lalu diaktifkan kembali pada 1977. Di sisi lain, meskipun pasar modal sudah aktif selama 40 tahun, hanya sekitar 500.000 orang dari 250 juta penduduk di Indonesia.
Dari sisi hukum, pasar modal nasional juga masih rapuh. Setiap tahun ada pelaku pasar modal yang terjerat hukum akibat tindakan kecurangan. Namun, banyak juga yang lolos dari jeratan hukum karena sulit dibuktikan, misalnya transaksi yang menyesatkan seperti insider trading, cornering, churning, dan short selling.
Praktik kecurangan tersebut dianalogikan seperti angin, bisa dirasakan tetapi tidak terlihat, atau tersirat tapi tak tersurat. Buku ini hadir untuk mengajak pembaca ke dalam jejak pena para jurnalis yang berlandaskan fakta. Buku ini juga diselingi dengan analisis, opini, dan kritik itu semata-mata disajikan secara jernih tanpa tendensi.