Bisnis.com, JAKARTA—PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. akan melepas maksimal 1,15 miliar saham baru dalam aksi penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue di harga pelaksanaan antara Rp1.200 hingga Rp1.300 per saham.
Berdasarkan prospektus ringkas yang diterbitkan perseroan akhir pekan lalu, jumlah maksimum penerbitan saham baru tersebut setara dengan 18,25% dari modal ditempatkan dan disetor setelah aksi korporasi ini. Adapun, nilai nominal per saham adalah Rp20.
Manajemen perseroan mengungkapkan bahwa rasio HMETD masih akan ditetapkan kemudian, tetapi dengan indikasi bahwa rasio tersebut tidak akan mengakibatkan jumlah saham baru yang akan dikeluarkan dan tingkat dilusi melebihi dari ketentuan maksimum tersebut.
Dengan perkiraan harga pelaksanaan antara Rp1.200 hingga Rp1.300, maka emiten dengan kode saham ROTI tersebut berpotensi meraup dana segar antara Rp1,38 triliun hingga Rp1,49 triliun. Rencana perseroan tersebut sudah mengangotongi restu pemegang saham pada 7 Juli 2017.
Manajemen mengungkapkan, seluruh dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan dipergunakan perseroan untuk rencana pengembangan fasilitas produksi untuk lima tahun mendatang.
Fasilitas produksi yang dimaksud antara lain berupa pembangunan sekitar 4-6 pabrik baru di Jawa, Sumatra, Kalimantan, atau Filipina serta penambahan lini produksi untuk roti dan kue di pabrik-pabrik yang ada sekarang.
Baca Juga
“Dana ini juga akan diigunakan untuk keperluan belanja modal atas perawatan dan pemeliharaan pabrik-pabrik tersebut yang ada sekarang,” ungkap manajemen perseroan, dikutip Senin (14/8/2017).
Adapun, tanggal cum-HMETD di pasar regular dan pasar negosiasi adalah pada 29 September 2017, sementara di pasar tunai pada 4 Oktober 2017. Distribusi sertifikat HMETD dan pencatatannya di Bursa Efek Indonesia akan dilakukan pada 5 Oktober 2017.
Selanjutnya, perdagangan, pembayaran dan pelaksanaan HMETD akan dilakukan antara 6-12 Oktober 2017, sementara distribusi saham hasil HMETD akan dilakukan pada 10-16 Oktober 2017. Penjatahan efek distribusi dan distribusi saham hasil penjatahan akan dilakukan pada 17 Oktober 2017.
Pada kuartal pertama lalu, perseroan melaporkan penjualan sebesar Rp602 miliar, turun 1,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp611 miliar. Manajemen perseroan mengungkapkan penurunan tersebut disebabkan terutama karena peningkatan retur penjualan yang disebabkan karena ketatnya persaingan pasar makanan siap saji.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, perseroan telah mempersiapkan inovasi produk-produk baru yang akan dihadirkan di sisa tahun ini. Adapun, untuk tahun ini saja perseroan akan menambah hingga total 45 varian produk roti baru.