Bisnis.com, JAKARTA--Emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. telah merealisasikan marketing sales senilai Rp1,1 triliun hingga akhir Mei 2017, atau baru 24% dari targetnya tahun ini senilai Rp4,5 triliun.
Adrianto P. Adhi, Direktur Utama Summarecon Agung, mengatakan bahwa di awal tahun ini pasar properti memang masih melemah. Namun, dalam dua bulan terakhir mulai terlihat adanya pemulihan permintaan.
Beberapa proyek perseroan bahkan berhasil terjual seluruh unitnya yang tersedia dalam satu hari pemasaran. Oleh karena itu, perseroan optimistis target tahun ini bisa tercapai.
"Kami menghadapi kondisi yang mana pasar membaik. Daya beli masyarakat membaik, walaupun masih on going," katanya, Kamis (15/6/2017).
Adapun, target marketing sales perseroan tahun ini berasal dari lima lokasi pengembangan utama perseroan yang sudah mulai dikembangkan beberapa tahun terakhir. Perseroan belum akan membuka satu township baru tahun ini.
Emiten dengan kode saham SMRA ini menargetkan kontribusi marketing sales dari kelima lokasi tersebut masing-masing Summarecon Serpong 40%, Summarecon Bandung 28%, Summarecon Bekasi 12%, Summarecon Kelapa Gading Jakarta 11%, dan Summarecon Karawang 9%.
Baca Juga
Realisasi hingga Mei kurang lebih merefleksikan komposisi yang sama pula.
Adrianto mengatakan, bila pasar properti sudah mulai membaik tahun ini, industri properti bisa berharap akan bersiap mengahapi booming baru pasar properti tahun depan hingga 2019.
Target marketing sales yang ditetapkan perseroan tahun ini senilai Rp4,5 triliun merefleksikan optimisme perseroan terhadap potensi pasar tahun ini. Target tersebut lebih tinggi 50% dibandingkan capaian tahun lalu yang senili Rp3 triliun. Target ini juga lebih tinggi dibandingkan realisasi 2015 yang senilai Rp4,3 triliun.
Optimisme perseroan ditopang oleh membaiknya sejumlah indikator ekonomi serta harapan terhadap efektifnya sejumlah langkah yang telah diambil pemerintah sejak tahun lalu yang sangat positif bagi industri properti.
Michael Yong, Direktur Keuangan Summarecon, mengatakan bahwa sejumlah proyek perseroan didukung oleh hadirnya sejumlah infrastruktur strategis baru yang lokasinya relatif dekat dari proyek perseroan.
Proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung misalnya, memiliki stasiun yang dekat dari proyek perseroan, baik di Bandung maupun di Karawang. Pemkot Bandung juga bersiap membangun proyek LRT dalam kota Bandung yang terintegrasi proyek kereta cepat tersebut.
Proyek di Bekasi juga didukung oleh hadirnya LRT dari Jakarta hingga Bekasi Timur, serta proyek tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu.
Sementara itu, proyek di Kelapa Gading juga mendapat keuntungan dari proyek LRT dalam kota Jakarta dan rencana ruas tol dalam kota.
"Proyek kami di Serpong memang tidak mendapat infrastruktur baru, tetapi Serpong makin lama makin lengkap fasilitasnya. Orang masih cari di Serpong, sehingga target kami juga masih 40% dari Serpong," katanya.
Michael mengungkapkan, aturan keuangan menentukan marketing sales hunian dan apartemen perseroan baru akan dibukukan pada dua tahun hingga empat tahun ke depan.
Untuk tahun ini, dirinya mengaku perseroan belum merampungkan perhitungan potensi pendapatan hingga akhir tahun ini berdasarkan realisasi marketing sales beberapa tahun sebelumnya serta potensi pendapatan dari proyek investasi penyumbang pendapatan berulang.
Namun, dirinya mengestimasikan pertumbuhan pendapatan dan laba perseroan akan berkisar pada 10% hingga 20% tahun ini.