Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. menargetkan bisa merealisasikan pertumbuhan pendapatan mencapai 15% hingga 20% pada tahun ini dibandingkan pencapaian 2016.
Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan Jababeka, mengatakan target tersebut cukup realistis dan bisa dicapai perseroan, menimbang kondisi bisnis kawasan industri dan properti yang cenderung membaik tahun ini.
Adapun, tahun lalu emiten dengan kode saham KIJA ini mencatatkan penurunan pertumbuhan pendapatan sebesar 7%, dari Rp3,14 triliun pada 2015 menjadi Rp2,93 triliun pada 2016.
Meski begitu, dari sisi laba bersih, pertumbuhan perseroan tahun lalu mencapai 29% karena adanya keuntungan dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Perseroan mencatatkan laba bersih 2016 senilai Rp427 miliar, padahal pada 2015 hanya Rp331 miliar.
“Untuk top line kami targetkan tahun ini bisa di kisaran 15% sampai 20% dibandingkan tahun lalu, tetapi untuk bottom line tahun ini susah kami sampaikan karena akan banyak terpengaruh oleh perubahan forex,” katanya, Rabu (31/5/2017).
Pendapatan perseroan dari lini infrastruktur memang dibayar dalam denominasi dolar. Padahal, segmen infrastruktur ini menyumbang 59% dari porsi pendapatan perseroan dalam dua tahun belakangan. Selebihnya, yakni 38% dari real estate dan propery, sementara dari segmen leisure & hospitality menyumbang 3%.
Baca Juga
Pada kuartal pertama tahun ini, perseroan membukukan pendapatan Rp713 miliar, meningkat 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Artinya, sudah mencapai target yang ditetapkan perseroan.
Akan tetapi, dari sisi kinerja laba bersih, perseroan mencatatkan penurunan laba sebesar 50%, atau dari Rp133 miliar pada kuartal pertama 2016 menjadi hanya Rp67 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Hal ini tidak terlepas dari perbedaan keuntungan kurs yang diterima perseroan antara awal tahun ini dan awal tahun lalu.