Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA AS: Indeks S&P 500 & Nasdaq Cetak Rekor, Dow Jones Turun Tipis

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun tipis 0,01% ke 21.080,28, sedangkan indeks S&P 500 naik 0,03% ke 2.415,82 dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,08% atau 4,94 poin ke posisi 6.210,19.

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah indeks saham acuan Amerika Serikat (AS) berakhir cenderung variatif pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun tipis 0,01% ke 21.080,28, sedangkan indeks S&P 500 naik 0,03% ke 2.415,82 dan indeks Nasdaq Composite menguat 0,08% atau 4,94 poin ke posisi 6.210,19.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq membukukan rekornya di level penutupan tertinggi. Indeks S&P 500 sekaligus mencatatkan penguatan selama tujuh sesi perdagangan berturut-turut.

Indeks bahan konsumen .SPLRCS dan indeks diskresioner konsumer masing-masing naik 0,3%. Sebagian besar penguatan diimbangi oleh penurunan pada saham kesehatan dan real estate.

Menopang indeks bahan konsumen, saham Costco Wholesale (COST.O) naik 1,8% persen menjadi US$177,86 dan merupakan salah satu pendorong terbesar pada indeks S&P dan Nasdaq.

Volume perdagangan, dengan hanya sekitar 5,2 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, adalah yang terendah tahun ini. Perdagangan bursa AS akan ditiadakan pada hari Senin untuk Memorial Day.

“Aktivitas pasar hampir sepi. Satu-satunya hal yang cenderung menggerakkan pasar - setidaknya baru-baru ini - adalah berita politik,” kata Tim Courtney, chief investment officer Exceed Wealth Advisors, seperti dikutip dari Reuters (Senin, 29/5/2017).

Menurutnya, para investor secar garis besar telah sampai pada sebuah konsensus bahwa tidak akan ada resesi di AS pada 2017. Kondisi di Eropa pun dinilai cukup kuat dimana tidak akan mengalami resesi tahun ini. Jadi, ketakutan besar akan resesi pada dasarnya telah hilang.

Sebelumnya, sebuah laporan menunjukkan bahwa ekonomi AS tumbuh dengan laju 1,2% pada kuartal pertama, sedikit lebih tinggi dari perkiraan 0,7% sebelumnya. Angka yang lebih tinggi itu sejalan dengan ekspektasi para ekonom.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper