Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MSKY Rights Issue Rp129,5 Miliar

Pemegang saham PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY) menyetujui penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue senilai Rp129,5 miliar untuk menambah permodalan.n
Pengunjung berdiri di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan harga saham, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta./REUTERS-Iqro Rinaldi
Pengunjung berdiri di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan harga saham, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta./REUTERS-Iqro Rinaldi

Bisnis.com, JAKARTA  - Pemegang saham PT MNC Sky Vision Tbk. (MSKY) menyetujui penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue senilai Rp129,5 miliar untuk menambah permodalan.

Dana yang dihasilkan dari hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) akan digunakan untuk modal kerja. MSKY akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,29 miliar lembar.

Investor Relations MNC Sky Vision David Audy mengatakan RUPSLB juga menyetujui pemberian wewenang dan kuasa kepada direksi perseroan dengan persetujuan dewan komisaris untuk melaksanakan rights issue dengan HMETD.

"RUPSLB juga menyetujui pemberian wewenang dan kuasa kepada direksi perseroan dengan persetujuan dewan komisaris untuk menentukan rasio pelaksanaan PUT I, harga pelaksanaan, penggunaan dana, dan peyesuaian tindakan lain," ujarnya dalam keterangan pers yang dikutip Sabtu (13/5/2017).

Selain itu, RUPSLB menggelar menyetujui pengangkatan jajaran direksi, serta komisaris. Dua direksi perseroan mengundurkan diri, yakni David Wongso dan Adita Widyansari.

Emiten milik taipan Hary Tanoesoedibjo dengan kode saham MSKY tersebut menutup 2016 dengan capaian jumlah pelanggan sebanyak 2,5 juta. Tingkat rerata churn rate bulanan sebesar 0,99% atau turun signifikan dari tahun sebelumnya 1,86%.

Sementara itu, ARPU perseroan tercatat sebesar Rp92.416. Pendapatan sepanjang tahun lalu mencapai Rp3 triliun dengan EBITDA Rp1,02 triliun.

Pada akhir 2016, pemilik merek televisi berbayar Indovision tersebut telah melakukan pembiayaan kembali (refinancing) atas pinjaman sindikasi tahun 2013 senilai US$243 juta yang jatuh tempo pada 2016. Refinancing dilakukan melalui pinjaman sindikasi baru senilai US$170 juta yang akan jatuh tempo pada 2019 dan tingkat bunga sama dari sebelumnya.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper