Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAJU EMITEN 7 APRIL: Berikut Bahasan Aksi Enam Saham

Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Jumat (7/4/2017)
Kantor Pusat BCA/Bisnis
Kantor Pusat BCA/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront  Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Jumat (7/4/2017).

Octavianus  Marbun, Analis PT Waterfront  Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:

  • AKRA Bentuk JV Ritel Dengan BP

BP, perusahaan energi internasional dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menandatangani joint venture ritel di Indonesia. Joint Venture ini akan membentuk perusahaan bernama PT Aneka Petroindo Raya, yang akan beroperasi di bawah nama "BP AKR Fuels Retail". Dalam sebuah perjanjian eksklusif, kedua belah pihak berniat untuk mengembangkan dan menawarkan pengalaman yang berbeda kepada konsumen dengan memanfaatkan kemampuan serta keahlian BP dan AKR di pasar ritel yang sedang berkembang di Indonesia. Joint Venture ini akan membuka unit ritel pertamanya di Indonesia pada tahun 2018.

  • KKGI Keluarkan Biaya Eksplorasi US$1,34 Juta

PT Resources Alam Indonesia Tbk (KKGI) mengeluarkan biaya eksplorasi sebesar USD1.337.524 sampai bulan Maret 2017. Eksplorasi dilakukan oleh anak usaha perseroan yakni PT Insani Baraperkasa dimana kegiatan eksplorasi pengembangan dilakukan di area Sub Blok Handil Bakti. Rencana aksi untuk Blok Loajanan akan terus dilakukan pemetaan geologi dan pembebasan lahan untuk menetapkan sub blok yang potensial di tambang. Untuk blok Separi masih dipelajari untuk dilakukan bor.

  • Pefindo Tetapkan Kembali Peringkat INDF Pada idAA+

Pefindo menetapkan kembali peringkat idAA+ terhadap PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan Obligasi VII/2014. Pefindo juga telah menetapkan kembali peringkat idAA+ terhadap obligasi VI/2012 senilai Rp2,0 triliun yang akan jatuh tempo 31 Mei 2017. INDF berencana membayar obligasi yang akan jatuh tempo tersebut menggunakan penerbitan obligasi baru sebagai alternatif. INDF juga telah menyiapkan fasilitas bank senilai Rp2,0 triliun untuk pembayaran kembali obligasi yang akan jatuh tempo. Outlook untuk peringkat perusahaan stabil.

  • Rugi Bersih LRNA Bertambah Menjadi Rp28,48 Miliar

PT Eka Sari Lorena Tbk (LRNA) meraih pendapatan usaha Rp126,77 miliar di periode yang berakhir 31 Desember 2016 turun 22,2% dari pendapatan usaha Rp163,03 miliar. Laba bruto turun menjadi Rp12,79 miliar dari Rp40,51 miliar. Sedangkan rugi sebelum pajak tercatat naik menjadi Rp28,35 miliar dari rugi sebelum pajak Rp2,17 miliar tahun sebelumnya dan rugi tahun berjalan menjadi Rp28,48 miliar naik dari rugi tahun berjalan Rp1,65 miliar tahun sebelumnya. Total aset per 31 Desember 2016 mencapai Rp308,70 miliar turun dari Rp336,42 miliar.

  • BEST Tidak Naikkan Harga Jual Lahan Industri Tahun Ini

PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) pada tahun ini memutuskan tidak meningkatkan harga jual lahan industri di MM2100 di Bekasi, Jawa Barat. BEST menjual lahan industri siap bangun di rentang harga antara Rp2,5 juta hingga Rp3 juta per meter persegi. Tahun lalu rata-rata penjualan lahan industri BEST pada kisaran Rp2,7 juta. BEST lebih konservatif memandang prospek bisnis penjualan lahan industri tahun ini, meskipun secara makro ekonomi situasi bisnis tahun ini diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Target penjualan masih di kisaran 25 hektar hingga 30 hektar, sama dengan capaian tahun lalu yang mencapai 30,7 hektar. BEST kemungkinan akan meningkatkan target setelah melihat kinerja dua kuartal awal tahun ini.

  • BBCA akan Bagi Dividen Final Rp130/saham

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menetapkan penggunaan sebagian laba bersih perseroan untuk pembayaran dividen sebesar Rp 4,9 triliun atau sebesar Rp 200 per saham. Adapun jumlah tersebut sudah termasuk dividen interim sebesar Rp 70 per saham yang telah dibayarkan oleh perseroan pada tanggal 22 Desember 2016, sehingga sisanya sebesar Rp130 per saham. Pay out ratio tahun buku 2016 meningkat 2% menjadi 24% dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun dengan pembagian dividen tersebut, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) BBCA menjadi 21,97%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper