Bisnis.com, JAKARTA - Emiten transportasi PT Trans Power Marine Tbk. mencatatkan penurunan pendapatan yang sangat dalam sepanjang tahun lalu, tergerus 52% dari 2015 sebesar US$50,38 juta menjadi US$33,18 juta pada 2016.
Kinerja yang melemah ini tidak terlepas dari lusunya bisnis jasa pengangkutan komoditas perseroan tahun lalu. Berdasarkan loporang keuangan perseroan yang dipublikasikan Senin (27/3/2017), pendaptan jasa pengangkutan tertinggi tahun lalu diperoleh dari PT Korintiga Hutani senilai US$6,38 juta dan PT Jorong Barutama Greston US$5,12 juta.
Padahal, pada 2015 perseroan berhasil mencatatkan pendapatan dari tiga perusahaan dengan kontribusi di atas US$7 juta. Ketiganya yakni PT Korintiga Hutani US$7,98 juta, PT Jorong Barutama Greston US$7,81 juta, dan PT Energy Transporter Indonesia US$7,19 juta.
Meski begitu, perseroan berhasil menekan beban langsung tahun lalu menjadi hanya US$25,62 juta dari semula US$40,19 juta pada 2015. Alhasil, laba bruto perseroan tercatat US$7,55 juta, atau dengan margin laba kotor 22,7%, naik dari posisi 2015 yang tercatat 20,2%.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh anggaran sewa kapal yang menyusut tajam dari semula US$12,2 juta pada 2015 menjadi hanya US$1,1 juta pada 2016. Biaya bahan bakar juga turun dari US$10 juta menjadi US$7 juta.
Dengan kinerja seperti itu, perseroan masih berhasil membukukan laba tahun lalu, meskipun turun 23% dibandingkan capaian 2015 menjadi US$1,5 juta. Seiring penurunan laba, aset perseroan juga turun 7,5%, dari US$131 juta menjadi US$121,2 juta. Namun, posisi kas dan setara kas perseroan meningkat 63,4% dari US$1,62 juta menjadi US$2,64 juta.