Bisnis.com, JAKARTA--Emiten telekomunikasi pelat merah PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk., meraih pendapatan sebesar Rp116,33 triliun pada 2016 atau naik 13,52% year on year/yoy dari tahun sebelumnya senilai Rp102,47 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan 2016 yang sudah diaudit, emiten bersandi saham TLKM ini mengantongi pemasukan pada 2016 sebesar Rp116,33 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari segmen data, internet, dan jasa teknologi informatika sejumlah Rp58,97 triliun atau 50,69% terhadap total pendapatan.
Pencapaian pendapatan TLKM pada 2016 lebih tinggi 0,12% dari konsensus Bloomberg sebesar Rp116,19 triliun. Sementara laba bersih lebih rendah 3,15% dari proyeksi senilai Rp19,98 triliun.
Tahun ini, perseroan diperkirakan membukukan pendapatan sebesar Rp128,76 triliun, naik 10,68% yoy dari realisasi 2016. Adapun laba bersih diprediksi meningkat 18,5% yoy menuju Rp22,93 triliun.
Di peringkat kedua, segmen telepon menyumbang Rp46,03 triliun, atau 39,57% terhadap total pendapatan. Selanjutnya, segmen interkoneksi menghasilkan Rp4,15 triliun (3,56%), jaringan Rp1,44 triliun (1,24%), dan pendapatan lain Rp5,72 triliun (4,92%).
Adapun dari segmen pasar, pemasukan dari perorangan mendominasi senilai Rp83,99 triliun atau 72,19% dari total pendapatan. Selanjutnya, segmen pasar korporasi sejumlah Rp24,17 triliun (20,78%), dan segmen perumahan sebesar Rp7,8 triliun (6,7%).
Sementara itu, beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi meningkat 11,19% yoy menjadi Rp31,26 triliun dari Rp28,11 triliun pada 2015. Namun, laba usaha masih tumbuh 20,9% yoy menuju Rp39,19 triliun dari sebelumnya Rp32,41 triliun.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turut mengalami peningkatan 24,94% yoy menjadi Rp19,35 triliun dari Rp15,48 triliun pada 2015.
Total aset TLKM per Desember 2016 senilai Rp179,61 triliun, tumbuh 8,08% yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp166,17 triliun. Bila dirinci, liabilitas pada 2016 mencapai Rp74,06 triliun, naik 1,81% yoy dari Rp72,74 triliun, dan ekuitas sebesar Rp105,54 triliun, meningkat 12,96% yoy dari Rp93,42 triliun.
Hari ini, konsensus Bloomberg memberikan target harga saham TLKM senilai Rp4.597 sampai akhir 2017, dengan 27 analis merekomendasikan Buy, dan 6 lainnya merekomendasikan Hold.
Pada penutupan perdagangan Senin (6/3), saham TLKM naik 1,82% atau 70 poin menjadi Rp3.920. Raihan ini membuat harga saham terkoreksi 1,51% sepanjang tahun berjalan. Tahun lalu, saham TLKM berhasil tumbuh 28,59%.