Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAJU SAHAM 6 MARET: Berikut Bahasan Aksi Enam Emiten

Waterfront Securities Indonesia mengemukakan sejumlah emiten melaporkan kinerja dan aksinya
Memantau pergerakan harga saham./.Bisnis-Abdullah Azzam
Memantau pergerakan harga saham./.Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan sejumlah emiten melaporkan kinerja dan aksinya.

Analis Waterfront Securities Indonesia Octavianus Marbun dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (6/3/2017), mengemukakan laporan kinerja dan aksi emiten tersebut adalah:

  • HERO Bukukan Laba Bersih Rp120,59 miliar

Pada 2016, PT Hero Supermarket Tbk (HERO) berhasil membukukan laba sebesar Rp120,59 miliar setelah mencatat rugi Rp144,08 miliar pada tahun sebelumnya. Salah satu penyumbang laba adalah turunnya beban pokok pendapatan perseroan. Pendapatan perseroan tercatat Rp13,68 triliun atau turun 4,67% dari 2015 yang senilai Rp14,35 triliun. Beban pokok pendapatan perseroan tercatat Rp10,11 triliun atau turun dari sebelumnya yang sebesar Rp11,03 triliun. Penghasilan lainnya perseroan meningkat menjadi Rp239,97 miliar dari sebelumnya Rp178,88 miliar. Rugi tahun berjalan dari operasi yang dihentikan juga turun cukup banyak menjadi Rp31,69 miliar dari sebelumnya Rp61,86 miliar.

  • MNCN Refinancing Utang US$150 Juta

PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) berencana untuk refinancing utang senilai US$150 juta yang akan jatuh tempo pada tahun ini. Pada tiga tahun lalu manajemen memperoleh utang senilai US$250 juta dan akan jatuh tempo pada September 2017. Pihaknya berencana hanya melunasi sebagian dan sisanya akan direfinancing. Rencananya utang akan dibayar US$100 juta dengan menggunakan kas internal. Sisanya sebesar US$150 akan direfinancing. MNCN itu memiliki pinjaman sindikasi sejumlah US$250 juta yang diperoleh pada 17 September 2014. Utang itu diperoleh dari 23 pemberi pinjaman, dimana Deutsche Bank dan Standard Chartered bertindak sebagai bookrunners dan mandated lead arrangers (MLA).

  • HDFA Dapat Pinjaman Rp200 Miliar

PT Radana Bhaskara FInance Tbk (HDFA) kembali mendapatkan pinjaman perbankan guna menjalankan kegiatan usaha dalam bidang pembiayaan. Pinjaman diterima pada 3 Maret 2017 dari bank KEB Hana Indonesia. Perjanjian Kredit dan Akta Jaminan Fidusia ditandatangani sehubungan penerimaan fasilitas kredit dari bank tersebut sampai Rp200 miliar. Fasilitas kredit ini dijamin dengan tagihan pembiayaan perseroan sebesar 100% dari pokok yang terhutang (outstanding).

  • PPRO Bentuk Perusahaan Patungan Dengan Aryan Indonesia

PT PP Properti Tbk (PPRO) membentuk usaha patungan dengan PT Aryan Indonesia pada 1 Maret 2017. Perusahaan patungan ini akan menjalankan usaha dan pembangunan proyek taman rekreasi KidZania di proyek Laggon Avenue Sungkono Surabaya. Modal dasar usaha patungan sebesar Rp92 miliar dengan kepemilikan saham PPRO sebesar 49% dan 41% PT Aryan Indonesia. Sumber dana yang digunakan PPRO untuk setoran modal perusahaan patungan berasal dari kas internal.

  • WTON Resmikan Crushing Plant di Sulawesi Tengah

PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) meresmikan fasilitas pengolahan berupa mesin penghancuran dengan kapasitas 240.000 ton per tahun yang berlokasi di desa Loli Dondo, Donggala, Sulawesi Tengah. Mesin penghancur (crushing plant) tersebut mengolah batuan andesit dari tambang menjadi batuan yang lebih kecil (split). Crushing plant tersebut merupakan fasilitas ketiga yang telah dimiliki perseroan. Adapun, fasilitas pertama telah dimiliki perseroan di Cigudeg, Bogor dan Lampung Selatan. Diharapkan dengan pengoperasian fasilitas tersebut dapat memberikan kepastian suplai, serta berkontribusi pada penurunan biaya operasional sehingga produktivitas perusahaan semakin meningkat. Adapun, perseroan memiliki lahan tambang dengan izin usaha pertambangan (IUP) batuan yang berlokasi dekat dengan pabrik crushing tersebut. Luasan lahan tambang mencapai 23 hektare dengan cadangan yang mampu mendukung kebutuhan bahan baku split hingga 30 tahun.

  • LAMI Masih Berniat Go Private

PT Lamicitra Nusantara Tbk (LAMI) masih menyatakan niatnya untuk melakukan go private atau voluntary delisting mengingat perseroan tidak mampu memenuhi persyaratan yang diberikan oleh otoritas pasar modal. Berdasarkan peraturan Bursa Efek Indonesia, jumlah pemegang saham minimal sebanyak 300 pemegang saham yang memiliki rekening efek di anggota bursa efek. Namun, saat ini jumlah pemegang saham perseroan tidak mencapai jumlah yang ditetapkan tersebut

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper