Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah bergerak stabil dengan kecenderungan melemah pada perdagangan hari ini, Senin (20/2/2017).
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta memaparkan pergerakan dolar AS cukup stabil di kisaran 100 setelah sebelumnya melemah tajam. Sementara itu, yield US Tresury, bersama dengan obligasi negara lainnya terus turun pada perdagangan akhir pekan lalu.
Hal itu terjadi di tengah meningkatnya inflasi AS serta spekulasi kenaikan FFR target pada FOMC meeting Maret 2017 mendatang. Menurutnya, apa yang terjadi di pasar global mungkin lebih mencerminkan kekecewaan terhadap kebijakan fiskal Trump yang tak kunjung dirilis.
Saat ini, fokus perlahan beralih ke rilis notulensi FOMC meeting di tengah minggu ini serta gelontoran data PMI manufacturing berbagai Negara.
Sementara itu, dari domestik, SUN masih terus menguat mengikuti sentimen global, tetapi aset lainnya terlihat masih enggan untuk menguat lebih lanjut. Hal itu karena tertahan oleh ketidakpastian politik, mulai dari pilkada DKI Jakarta putaran kedua, hingga spekulasi reshuffle kabinet juga muncul.
Dari sisi perekonomian, meski BI lebih optimistis bahwa harga komoditas akan menekan CAD lebih rendah dari prediksi awal, inflasi diperkirakan akan naik mendekati target BI di 2017, di mana inflasi Februari 2017 diperkirakan kembali menunjukkan kenaikan yang signifikan sebagai dampak kenaikan harga listrik dan bumbu makanan.
“Rupiah diperkirakan stabil dengan kecenderungan melemah pada hari ini,” katanya dalam riset.