Bisnis.com, JAKARTA- Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah saham menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Jumat (10/2/2017).
Octavianus Marbun, Analis PT Waterfront Securities Indonesia mengatakan saham tersebut adalah:
TINS Targetkan Ekspor Timah Capai 30.000 Mton
PT Timah (Persero) Tbk (TINS) menargetkan ekspor timah olahan selama 2017 mencapai 30.000 metrik ton (Mton) ke sejumlah negara tujuan atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. TINS optimistis target ekspor tahun ini tercapai, karena kondisi perekonomian dan politik nasional dan internasional belum menimbulkan dampak terlalu besar terhadap ekspor timah ini. Volume ekspor 2016 mengalami penurunan karena adanya penyesuaian terhadap aturan Permendag Nomor 33 tahun 2015. Volume ekspor timah 2016 sekitar 21 ribu Mton dibanding 2015 28 ribu Mton dan target 2017 sekitar 30 ribuan Mton.
Volume Penjualan BUMI Tahun 2016 Tumbuh 10,6%
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat volume penjualan batubara gabungan meningkat 10,6% menjadi 87,7 juta ton di 2016 dibandingkan 79,3 juta ton di tahun 2015. Penjualan Arutmin meningkat sebesar 15,3% menjadi 28,6 juta ton di 2016 dibandingkan 24,8 juta ton di tahun 2015. Sedangkan penjualan Kaltim Prima Coal (KPC) naik 8,4% menjadi 59,1 juta ton di 2016 dari 54,6 juta ton di 2015. Sepanjang 2016, perseroan meningkatkan jumlah batubara yang ditambang sebesar 6,5% menjadi 86,5 juta ton dari 81,2 juta ton di 2015. Sedangkan nisbah kupas gabungan dikurangi 3,7% menjadi 6,9 di 2016 dari 7,1 di tahun 2015 karena pengurangan sebesar 4,1% dari KPC.
Nusantara Pelabuhan Handal Berencana IPO
Perusahaan perkapalan, PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk berencana melangsungkan IPO pada kuartal pertama di tahun ini. Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 576.858.100 saham baru atau sekitar 20,5% dari modalnya setelah IPO. Perseroan akan menawarkan harga saham IPO dikisaran Rp450-550 per lembar. Perseroan menargetkan dana hasil IPO sekitar Rp300 miliar. Dana hasil IPO sebesar 65% akan dipergunakan untuk pembayaran utang Perseroan kepada PT Episenta Utama lnvestasi sebagai salah satu Pemegang Saham Perseroan. Sisanya, sebesar 35% akan dipergunakan untuk modal kerja Perseroan. PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai Lead Underwriter. Book building pada tanggal 9-21 Februari 2017. Pencatatan pada tanggal 16 Maret 2017.
Biaya Eksplorasi INCO Bulan Januari USD380.408
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menghabiskan dana USD380.408 untuk kegiatan eksplorasi untuk bulan Januari 2017 yang masih berlanjut dan difokuskan pada daerah-daerah di dalam kontrak Karya. Daerah eksplorasi dilakukan di Blok Soroako Kabupaten Luwu Timur Sulsel, Blok Bahadopi di Kabupaten Morowali Sulteng. Eksplorasi dilakukan oleh PT Vale Indonesia bersama dengan pihak ketiga yang melibatkan 3 kontraktor.
GJTL Optimis Refinancing Obligasi USD500 Juta Pada 1H/2017
PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) optimis dapat melakukan refinancing pada semester pertama tahun ini terhadap obligasi mereka senilai USD500 juta yang akan segera jatuh tempo pada Februari 2018. GJTL sebelumnya telah diturunkan peringkat corporate family rating atau CFR-nya oleh lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investor Service dari B3 menjadi Caa1 dengan outlook negatif. Pemangkasan peringkat oleh Moody’s ini dikarenakan potensi risiko GJTL dianggap semakin besar menjelang tanggal jatuh tempo. Penurunan peringkat terjadi karena faktor refinancing atau kekhawatiran Moody’s terhadap kemampuan perseroan untuk memperoleh sumber likuiditas untuk melunasi utang jatuh temponya.
Pabrik Semen SMGR Di Rembang Ditargetkan Beroperasi Maret 2017
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) menargetkan pabrik semen di Rembang, Jawa Tengah, dapat kembali beroperasi pada Maret 2017 karena revisi Amdal telah dilakukan dan diajukan kembali kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah pada 5 Februari. Gubernur Jawa Tengah mencabut perizinan lingkungan pabrik semen SMGR di Rembang itu. Padahal, pembangunan pabrik dengan investasi Rp4,97 triliun itu sudah selesai sekitar 98,75% akhir tahun lalu