Bisnis.com, JAKARTA--Moody's Investors Service (Moody's) memberikan optimis kepada investor karena merevisi nai Outlook Sovereign Credit Rating Indonesia dari stable menjadi positive.
Analis PT Koneksi Kapital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan bila rating yang diberikan lembaga pemeringkat asing semakin bagus, maka akan ada sinyal optimisme terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Menurutnya, kondisi ini menggambarkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia lebih baik.
Senada, dia mengatakan akan terjadi penurunan yield yang terbatas untuk penerbitan baru surat utang. Dampak positif, sambungnya, kinerja saham bakal membaik sehingga investor akan semakin percaya dengan pasar modal Indonesia.
"Risiko investasi makin turun. Investor akan lebih memprioritaskan soal risiko dibanding return," ungkap Alfred, Kamis (9/2/2017).
Terkait sentimen global, katanya, Indonesia masih akan memperhatikan rencana the Fed untuk meningkatkan suku bunga, sehingga penurunan yield tidak akan jauh dari posisi 7,5%.
Dalam siaran pers, Moody’s menyatakan terdapat dua faktor kunci yang mendukung perbaikan prospek Sovereign Credit Rating Indonesia.
Pertama, penurunan kerentanan sektor eksternal yang diperkirakan akan terus berlanjut sebagai dampak dari kebijakan otoritas.
Kedua, perbaikan kelembagaan melalui peningkatan efektivitas kebijakan.
Penurunan kerentanan sektor eksternal Indonesia antara lain merupakan dampak dari fokus kebijakan moneter yang mengutamakan stabilitas makroekonomi, reformasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), dan upaya substitusi impor seperti investasi pada sektor manufaktur domestik.
Pada Desember 2016, lembaga pemeringkat Fitch Rating juga telah melakukan revisi terhadap prospek Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari stabil menjadi positif.