Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja mata uang yen menguat menjelang pertemuan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dengan Presiden AS Donald Trump pekan ini.
Seperti dilansir Bloomberg (Rabu, 8/2/2017), yen menguat terhadap mata uang utama lainnya di tengah kekhawatiran bahwa Trump dan Abe akan berbenturan dalam hal apakah Jepang telah melakukan devaluasi atas mata uangnya sehingga berkontribusi terhadap defisit perdagangan AS.
Menurut penasihat PM Abe Yasutoshi Nishimura, Abe akan mengangkat isu ekonomi yang lebih luas seperti perdagangan, energi, dan investasi dalam pertemuan nanti.
Nilai tukar yen siang ini terpantau menguat 0,02% atau 0,02 poin ke posisi 112,38 per dolar AS pada pukul 14.09 WIB setelah sempat menguat 0,24% atau 0,27 poin ke posisi 112,13 pada pukul 10.33 WIB.
Kepala forex dan penjualan pasar uang Societe Generale Kyosuke Suzuki memaparkan penguatan yen pagi ini ditopang operasi pembelian obligasi oleh Bank of Japan meski kemudian mereda di saat imbal hasil obligasi pemerintah Jepang mengalami sedikit perubahan.
Di sisi lain, meningkatnya risiko politik menjelang agenda pemilihan di Prancis juga telah memicu permintaan untuk aset safe haven.
Upaya untuk melindungi pelemahan pada euro terhadap dolar naik ke tingkat tertinggi sejak Juni seiring munculnya gerakan politik anti-kemapanan di Eropa, termasuk oleh pemimpin front nasional Prancis Marine Le Pen, yang meraih popularitas.
“Seiring tibanya agenda pemilihan pada April dan Mei di Prancis khususnya serta mengingat risiko atas menangnya Le Pen, menunjukkan volatilitas dalam pasar valuta asing yang berpotensi meningkat. Pasar forex diuntungkan dari risiko macam ini,” ujar Callum Henderson, kepala riset pasar global Eurasia Group.