Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunggu Kepastian Pajak Progresif Lahan, Sektor Properti Masih Overweight

Mandiri Sekuritas masih merekomendasikan overweight sektor properti meski target sales marketing perusahaan pengembang konservatif serta adanya sejumlah rencana aturan baru.
Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta Pusat/Reuters-Darren Whiteside
Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta Pusat/Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA— Mandiri Sekuritas masih merekomendasikan overweight sektor properti meski target sales marketing perusahaan pengembang konservatif serta adanya sejumlah rencana aturan baru.

Ferdy Wan, analis Mandiri Sekuritas memaparkan bahwa Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil akan bekerja sama dengan Menkeu Sri Mulyani untuk memperkenalkan pajak progresif lahan. Tujuan dari aturan baru terkait pajak itu adalah untuk menekan spekulasi harga lahan dan untuk mencegah muncul lebih banyak spekulan tanah.

Selain itu, pemerintah juga dikabarkan mempertimbangkan pajak keuntungan (capital gain) dan pajak aset menganggur.

Menurutnya, risiko terhadap sektor tersebut masih tetap sideways hingga ada kepastian lebih lanjut untuk aturan pajak baru itu. “Kami masih tetap merekomendasi overweight  untuk sektor properti meskipun target marketing sales perusahaan-perusahaan pengembang konservatif dan karena kami menilai valuasi saham emiten masih atraktif,” katanya dalam riset.

Dia menilai, saat ini sektor properti ditransaksikan di pasar pada valuasi yang terdiskon 68% dari nilai aset bersih (NAV). “Kami memilih BSDE sebagai top pick, karena kami menilai target marketing sales dan laba emiten tahun ini aman dan dapat tercapai.”

Analis teknikal Mandiri Sekuritas Hadiyansyah mengatakan tren indeks sektor properti sedang turun (bearish) dengan rentang pergerakan (support-resistance) jangka pendek pada 500-530. “BSDE justru menunjukkan tren kenaikan (bullish) dengan support-resistance jangka pendek Rp1.850-Rp2.100.,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper