Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas memrpediksi rupiah berpeluang melemah pada perdagangan Kamis (2/2/2017) terdorong kenaikan inflasi dan penguatan dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta mengatakan indeks dolar AS naik tipis pasca rilis FOMC meeting yang memutuskan mempertahankan FFR target. Optimisme dari pidato Yellen masih membuka peluang kenaikan di masa depan.
Adapun, kenaikan indeks dolar juga dibantu ISM manufacturing AS yang naik semalam walaupun tekanan pelemahan dolar masih cukup tinggi pasca tuduhan manipulasi kurs oleh Trump kepada otoritas moneter Zona Euro dan Jepang.
Saat ini, fokus tertuju pada non-farm payrolls AS yang rilis Jumat malam.
Dari dalam negeri, inflasinaik melebihi ekspektasi BI dan mendekati titik tengah targetnya. Imbal hasil surat utang negara (SUN) naik hanya tipis tetapi rupiah ditutup stabil walaupun sempat menguat di pembukaan – terasa dollar yang masih lemah di pasar Asia.
“Tekanan pelemahan rupiah bisa kembali, terangkat oleh sentimen kenaikan inflasi dan kembalinya penguatan dollar index,” katanya dalam riset.
Saat ini, fokus akan langsung beralih ke angka pertumbuhan 2016 yang akan dirilis Senin mendatang dan diperkirakan melambat.