Bisnis.com, JAKARTA - Rencana penawaran umum perdana saham (IPO) PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia, anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., pada 2017 masih dikaji oleh pemerintah pada saat ini.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan pelaksanaan IPO anak usaha itu adalah wewenang pemegang saham yang diwakili oleh Kementerian BUMN serta pemegang saham publik lainnya.
Arif mengatakan rencana IPO GMF itu sedang dikaji oleh Kementerian BUMN. ‘’Guidance [panduan] yang utama adalah kita ikuti guidance pemegang saham mayoritas,’’ katanya ketika ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Selasa (24/1).
Seperti diketahui, negara adalah pemegang saham mayoritas Garuda Indonesia dengan porsi 60,51%, selain Trans Airways 24,63% dan pemegang saham publik 14,86%.
Menurutnya, secara administratif serta kinerja keuangan, GMF adalah anak usaha Garuda Indonesia yang paling siap untuk melakukan IPO pada 2017. Arif mengatakan size of business anak usaha itu mencapai US$400 juta-US$500 juta.
Seperti diketahui, GMF AeroAsia telah dipertimbangkan untuk IPO sejak 2011, namun rencana tersebut belum juga terealisasi. Belum dapat diketahui secara pasti kenapa rencana IPO belum dilakukan.
Pada saat ini, GMF AeroAsia adalah anak usaha yang berkontribusi terbesar kedua terhadap pendapatan Garuda Indonesia secara keseluruhan. Pada kuartal III/2016, kontribusi GMF terhadap pendapatan Garuda Indonesia sebesar 2,5% dan 7,9% terhadap aset.
Berdasarkan data presentasi Garuda Indonesia, pendapatan operasi GMF AeroAsia sebesar US$271,1 juta pada kuartal III/2016 atau meningkat 27,1% dibandingkan dengan US$213,35 juta pada periode yang sama 2015.
Laba operasi GMF AeroAsia sendiri mencapai US$53,64 juta pada kuartal III/2016 atau meningkat 46,5% dibandingkan dengan US$36,6 juta pada periode yang sama 2015. Laba bersih perusahaan mencapai US$35,02 juta atau meningkat 22,7% pada kuartal III/2016.
Sampai September 2016, aset GMF mencapai US$380,14 juta atau meningkat 48,4%, liabilitas sebesar US$224,41 juta atau meningkat sebesar 35,2% dan ekuitas US$155,73 juta atau meningkat sebesar 72,7% dibandingkan dengan posisi pada akhir 2015.