Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jasa layanan transportasi taksi PT Express Transindo Utama Tbk. tahun ini akan menambah armada minimal 1.000 unit. Untuk mendanai penambahan tersebut, emiten bersandi TAXI itu berencana menjual non-core assets perseroan berupa land bank dan ruko.
Benny Setiawan, Direktur Utama Express Transindo Utama yang baru diangkat dalam RUPSLB pada Kamis (19/1), menggantikan Daniel Podiman, mengatakan pihaknya memiliki beberapa aset berupa tanah kosong dan ruko yang saat ini dinilai tidak produktif.
Meski demikian, dia enggan menyebut total luas aset yang akan dijual maupun target nilainya secara rupiah. Dia melanjutkan penjualan non-core assets perseroan untuk investasi sebenarnya sudah direncanakan perseroan sejak tahun lalu.
Akan tetapi, pada tahun lalu bisnis properti terdampak pelambatan ekonomi sedangkan tahun ini diperkirakan lebih positif. Mengutip laporan keuangan perseroan hingga kuartal III/2016 lalu nilai aset berupa tanah yang dimiliki perseroan mencapai Rp456,42 miliar.
Adapun aset bangunan yang dimiliki perseroan termasuk mess dan pool mencapai Rp221,03 miliar.
“Jadi kami akan jual non core assets berupa tanah kosong dan ruko [untuk membiayai pembelian armada baru] karena tahun ini sektor properti lebih menjanjikan. Kami punya tanah kosong seperti di Kranggan 10 hektar dan masih ada lagi dan yang dijual hanya tanah kosong dan ruko,” katanya.
Di sisi lain, dia menyebut lebih optimistis menatap tahun ini. Setelah kinerja keuangan tahun lalu terpukul bisnis sewa kendaraan berbasis aplikasi.
Sebagai gambaran, pendapatan perseroan hingga kuartal III/2016 Rp512,57 miliar dengan rugi bersih Rp81,8 miliar. Pada periode yang sama tahun sebelumnya raihan pendapatan mencapai Rp721,4 miliar dengan laba bersih Rp11,07 miliar.
Pada 2015 total pendapatan perseroan mencapai Rp970,09 miliar dengan laba bersih Rp32,24 miliar. Pendapatan itu naik dari realisasi pada 2014 Rp889,72 miliar. Sementara laba bersih pada 2014 lebih besar mencapai Rp118,71 miliar.
Adapun terkait kinerja sepanjang tahun lalu dia mengatakan tidak lebih baik dari 2015. Menurutnya tahun ini pihaknya lebih optimistis mencetak pertumbuhan kinerja keuangan salah satunya karena sejak Desember 2016 perseroan bekerjasama dengan PT Uber Indonesia Technology untuk menyediakan layanan taksi berbasis aplikasi.
Pihaknya pun begitu berambisi memperdalam bisnis taksi berbasis aplikasi untuk merealisasikan pertumbuhan tersebut. Hal ini terlihat dengan penambahan armada yang seluruhnya akan menggunakan mobil segmen low MPV yang memang mayoritas digunakan di bisnis tersebut.
Saat ini perseroan memiliki sekitar 10.000 armada. Dia mengklaim setiap bulan pertumbuhan pengemudi taksi dengan brand Ekspressyang menggunakan aplikasi Uber terus bertambah karena saat ini belum semua armada menggunakan aplikasi tersebut.
Dia enggan menyebut angka pasti terkait jumlah armada yang sudah menggunakan aplikasi Uber. Namun menurutnya masih di bawah 1.000 unit. Di sisi lain, penggunaan aplikasi Uber pada kendaraan taksi Ekspress saat ini hanya dilakukan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi pun demikian dengan penambahan armada hanya direncanakan di kota-kota tersebut.
Padahal saat ini taksi Ekspress beroperasi pula di Medan, Padang, Surabaya, Bali, Semarang, dan Lombok. Dia pun masih enggan menyebut target pertumbuhan yang ingin diraih pada 2017 serta besaran total belanja modal yang dianggarkan dengan alasan masih dirumuskan di tataran manajemen.
Meski demikian, dia menyatakan tahun ini utilisasi jumlah armada akan bertambah menjadi 80% setelah tahun lalu hanya 60%. Dia menyebut, hal itu pun akan terdorong berkat kerjasama perseroan dengan Uber. Sebelumnya, utilisasi armada perseroan bisa mencapai 90% saat usaha sewa kendaraan berbasis aplikasi belum seperti saat ini.