Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah berpeluang menguat hingga penutupan perdagangan Rabu (18/1/2017), meski ketidakpastian menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS tetap tinggi.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memaparkan indeks dolar AS anjlok lagi bersama yield US Treasury semalam, setelah data manufaktur AS memburuk. Pernyataan Trump yang tak ingin dolar terlalu kuat serta pidato PM Inggris yang berarti terhindarnya hard brexit, juga mendorong pelemahan dolar.
Adapun, sore nanti ditunggu inflasi Zona Euro yang diperkirakan stabil sementara inflasi AS datang malam nanti, diperkirakan naik ke atas 2% YoY.
Sementara itu, rupiah menguat hingga Selasa sore terbantu dolar yang melemah di pasar global. World Bank yang lebih optimistis terhadap pertumbuhan Indonesia mengobati kekecewaan terhadap perlambatan menjelang akhir 2016.
“Dengan dollar index yang kembali anjlok dini hari tadi, rupiah berpeluang lanjutkan penguatan walaupun ketidakpastian menjelang pelantikan Trump tetap tinggi,” katanya dalam riset.
Sementara itu pada pagi ini, pk. 08.19 WIB, rupiah menguat 12 poin atau 0,09% ke Rp13.321 per dolar AS.