Bisnis.com, JAKARTA— Harga tembaga untuk kontrak pengiriman Februari 2017 pada pk. 12:36 WIB, Jumat (13/1/2017) melemah 0,52% ke US$265,75 per pound.
Tembaga melemah setelah pada perdagangan kemarin, tembaga mendekati harga puncak satu tahun terakakhir.
Data Bloomberg menyebutkan, dalam satu tahun perdagangan terakhir harga tembaga terendah di angka 197,4. Sementara itu harga tertinggi di angka 269,8.
Tembaga melemah, setelah data ekonomi China dirilis. Surplus neraca perdagangan China pada Desember 2016 kembali terpangkas.
Data Bloomberg menunjukkan surplus neraca perdagangan China pada Desember 2016 sebesar US$40,82 miliar atau turun 7,71% dibandingkan capaian November.
Pada Agustus 2016, surplus neraca perdagangan China bahkan sempat berada di atas US$50 miliar.
Dikemukakan tekanan surplus neraca perdagangan tersebut terjadi, setelah angka impor Desember naik 3,1%. Sementara itu pengiriman ke luar negeri turun 6,1% dari tahun sebelumnya pada Desember.
China yang menjadi eksportir terbesar di dunia disebutkan menghadapi lebih banyak tantangan dan ketidakpastian.
Terutama setelah Donald Trump memimpin pemerintahan Amerika Serikat. Pasar menunggu kebijakan perdagangan Trump.
"Permintaan eksternal masih lesu. Prospek ekspor tahun ini tidak terlihat sangat menjanjikan," kata Wen Bin, Peneliti China Minsheng Banking Corp seperti dikutip Bloomberg, Jumat (13/1/2017).
Pergerakan harga tembaga*
Tanggal | US$/pound |
Pk. 12:36WIB (13Januari) | 265,75 (-0,52%) |
12 Januari | 267,15 (+2,34%) |
11 Januari | 261,05 (-0,08%) |
*Kontrak Februari 2017
Sumber: Bloomberg, 2017
Baca juga:
EKONOMI CHINA: Desember 2016, Surplus Neraca Perdagangan Kembali Terpangkas