Bisnis.com, JAKARTA- Bumiputera Sekuritas menilai aksi wait and see investor terjadi hingga awal tahun depan.
Dalam sepekan terakhir, indeks dalam negeri masih memberikan nilai imbal hasil negatif sebesar 0,93%.
Bumiputera Sekuritas berasumsi masih tingginya kekhawatiran investor terhadap kestabilan ekonomi Asia pascaterpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS dan kebijakan suku bunga AS menjadi alasan tersendiri bagi investor saat ini untuk wait and see.
Di samping itu, gejolak politik di dalam negeri yang memicu kekhawatiran keamanan berinvestasi membuat para pelaku usaha kembali mempertimbangkan rencana berinvestasi di Indonesia.
"Kondisi seperti ini kami prediksi terus terjadi hingga awal tahun depan. Laju IHSG bergerak dalam rentang terbatas. Desember mendatang, semakin tingginya kecemasan akan rencana penaikan suku bunga the Fed semakin menipiskan penguatan IHSG," tulis Bumiputera Sekuritas dalam riset yang terbit pada Senin (28/11/2016).
Meski sentimen negatif masih mendominasi, ada satu sektor yang diprediksi masih bergerak menguat hingga tahun depan, yakni sektor pertambangan.
Sektor tambang telah menguat 75% year-to-date. Hal ini terjadi karena harga komoditas mulai kembali bangkit dari beberapa tahun sebelumnya yang terkoreksi tajam. Namun, dari perdagangan terakhir, harga minyak terkoreksi. Kondisi itu terjadi karena investor menanti hasil pertemuan OPEC yang berlangsung di Vienna pada akhir November ini.
"Dan kembali untuk jangka pendek, bursa dalam negeri diprediksi masih mampu melanjutkan penguatannya," kata Bumiputera Sekuritas.