Bisnis.com, JAKARTA - Harga batu bara yang melaju kencang membuat PT Indika Energy Tbk. (INDY) optimistis dengan kinerja pada akhir tahun dan 2017.
Direktur Keuangan PT Indika Energy Tbk. Azis Armand mengatakan harga batu bara yang mulai rebound tidak bisa berdampak positif secara langsung terhadap kinerja perseroan. Lonjakan harga batu bara tidak bisa terefleksi terhadap kinerja dalam sembilan bulan pada 2016.
"Dampak perbaikan harga batu bara ini seharusnya akan lebih terlihat pada kuartal IV/2016. Insya Allah target produksi tahun ini bisa tercapai," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (10/11/2016).
Emiten milik keluarga Sudwikatmono bersandi saham INDY tersebut menargetkan pemangkasan produksi batu bara 20% menjadi 32 juta ton hingga 33 juta ton dari realisasi tahun lalu 40 juta ton.
Perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) tahun ini sebesar US$40,7 juta. Belanja modal itu lebih rendah 30,6% dari realisasi tahun lalu US$58,7 juta.
Penyerapan belanja modal yang dianggarkan perseroan hingga kuartal III/2016 lebih rendah dari target. Namun, secara operasional, perseroan mengklaim telah sesuai dengan target produksi sepanjang tahun.
Dia optimistis dengan kinerja perseroan pada kuartal IV/2016, seiring dengan penguatan harga komoditas batu hitam tersebut. Lonjakan harga batu bara yang terbilang kencang dalam 6 bulan terakhir tetap membuat perseroan berhati-hati.
Lonjakan harga itu, kata dia, berpotensi berbalik seiring masih rendahnya harga minyak mentah dunia. Manajemen Indika tetap menaruh perhatian khusus terhadap perkembangan hargaa batu bara di akhir tahun ini.
Pada 2017, kata dia, manajemen Indika tetap akan melakukan efisiensi secara ketat. Meski target kinerja tidak bisa dibilang konservatif, perseroan bakal berhati-hati lantaran cepatnya perubahan harga komoditas, termasuk minyak dan gas. "Kami optimistis pada 2017. Pada saat yang sama, kami harus berhati-hati dan efisiensi tetap menjadi kunci," kata dia.
Emiten investasi pertambangan tersebut mencatatkan penyusutan kerugian bersih 35,8% menjadi US$16,31 juta hingga kuartal III/2016, dari US$25,44 juta. Pendapatan INDY merosot 32,8% menjadi US$567,7 juta dari US$845,28 juta.
Akan tetapi, beban pokok kontrak dan penjualan berhasil ditekan 33,23% menjadi US$511,13 juta dari US$765,61 juta. Namun, laba kotor masih terkoreksi 29,53% menjadi US$56,57 juta dari US$79,67 juta.