Bisnis.com, JAKARTA--Emiten alat berat PT Intraco Penta Tbk. (INTA) optimistis kinerja perseroan pada 2017 bakal melejit seiring penguatan harga batu bara.
Direktur Keuangan PT Intraco Penta Tbk. (INTA) Fred L. Manibog, menuturkan lonjakan harga batu bara menjadi harapan tersendiri bagi perseroan pada 2017.
"Pasti hal yang baik buat kami. Itu harapan yang baik buat performance tahun depan," tuturnya melalui pesan singkat kepada Bisnis.com, Selasa (8/11/2016).
Direktur Utama Intraco Penta Petrus Halim belum lama ini menuturkan perseroan akan lebih gesit menggarap bisnis yang terkait dengan infrastruktur. Hal itu dilakukan menyusul tren pelemahan harga komoditas.
Emiten bersandi saham INTA membidik kontribusi bisnis infrastruktur lebih dari 50% dalam lima tahun ke depan. "Kami harapkan dalam lima tahun ke depan bisnis kami lebih dari infrastruktur," kata dia.
Per Juni 2016, kontribusi pendapatan dari penjualan alat berat mencapai 65,88% sedangkan dari jasa sewa dan perbaikan alat berat emnapai 16,64%. Total pendapatan Intraco dalam enam bulan 2016 sebesar Rp724,54 miliar.
Tengok saja, harga batu bara acuan November 2016 yang dirilis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencapai US$84,89 per ton. HBA itu melompat US$15,82 sebesar 22,9% dari bulan sebelumnya US$69,07 per ton.
Bahkan, lonjakan itu menjadi kenaikan bulanan tertinggi, memecahkan rekor lompatan pada Februari 2011 sebesar US$14,65 per ton. HBA terakhir telah melesat 59,57% sepanjang tahun berjalan.
Tahun depan, harga batu bara diprediksi tetap memanas seiring dengan langkah China yang melanjutkan pemangkasan produksi. Diproyeksi, rerata harga batu bara pada 2017 mencapai US$65-US$70 per ton dari tahun ini US$58-US$59 per ton.
Pada penutupan perdagangan Senin (7/11/2016), harga batu bara kontrak Desember 2016 di bursa ICE Rotterdam meningkat 1,84% atau 1,6 poin menjadi US$88,5 per ton. Angka ini menunjukkan kenaikan harga sepanjang tahun berjalan mencapai 107,2%.
Dari bursa yang sama, harga batu bara kontrak Januari 2017 melesat ke level tertinggi dalam setahun terakhir. Batu bara terus reli dan ditutup menguat 1,31% ke level US$77,60 per ton.